Friday, November 25, 2011

Pengalaman Pertama Menyetir Dalam Badai

Hari Rabu, 23 November 2011 yang lalu, Adon, sopir yang bekerja pada kami ijin cuti karena adiknya menikah. Saat Adon mengajukan cuti, aku nyegir senang...uhuyyy ini dia kesempatan untukku nyetir sendiri ke kantor. Sudah lama aku bisa nyetir, sekitar 2 tahunan, tapi tidak terasah dengan baik karena tidak pernah pergi jauh-jauh hanya disekitaran Cibubur saja. Aku sampaikan niatku ke Jeff dan Jeff mengiyakan sambil berpesan supaya aku berhati-hati dan lebih banyak mengalah kepada para pengendara mobil yang suka nyerobot dan nggak sabaran. Baiklaahhh....

Aku sengaja berangkat lebih pagi, janjian sama Rita, temen kantor DVL yang tinggal di Cileungsi dan hampir tiap hari nebeng berangkat dan pulang kantor sekitar jam 5:45 di depan Legenda Wisata. Hari itu Rita agak telat akhirnya kami baru berangkat pukul 6 pagi dari Legenda. Aku bilang ke Rita, maklum ya Rit bakal lebih pelan jalannya daripada Adon, hahahahaha...Rita ketawa dan bilang klo aku pasti bisa. Perjalanan pagi menuju ke kantor berjalan dengan mulus, aku senang sekali akhirnya bisa melaju di toll jagorawi dan jorr, aahhh...sesuatu banget deh hihihihi...kami sampai di Talavera sekitar pukul 7:10 pagi. Untuk pertama kali nyetir sendiri, not bad! Parkiran masih kosong dan memang tujuanku berangkat pagi salah satunya adalah masalah parkir. Klo parkiran penuh, aku grogi mau parkir. Klo masih kosong gitu senang sekali, bisa milih posisi paling enak untuk parkir tanpa grogi huehehehehe...


Pulang kantor sorenya, baru sekitar jam 17:10 aku bisa turun dari lantai 8. Keluar dari parkiran mendung gelap bergelayut. Dan begitu kami keluar dari kantor sekitar 50 meter, belum sampai lampu merah Ampera, hujan deras turun. Saat masuk toll jorr 2, hujan semakin deras, langit tampak putih keabu-abuan, kilat menyambar-nyambar dan guntur yang menggelegar memekakkan telinga. Segera aku matikan radio dan lebih berkonsentrasi pada kondisi jalan yang sangat tersendat. Semua kendaraan melaju dengan sangat pelan sekitar 20 - 40km/jam. Jarak pandangku sangat terbatas, lampu segera aku nyalakan, wiper aku set untuk lebih cepat bekerja. Aku yang tadinya masih ngobrol dengan Rita, mendadak terdia. Rita pun juga tampak pucat dengan kilat petir yang terus menyambar dan bahkan beberapa kali berada tepat di depan mobil kami.

Kasian Rita, tampak sungguh pucat dan ketakutan, berkali-kali dia menyebut nama Tuhan dan tertunduk karena takut melihat kilat dan petir yang menyambar-nyambar di depan kami. Badai yang luar biasa ini terus berjalan tanpa henti sampai kami masuk toll jagorawi, bahkan sempat sebentar lebih dasyat sampai aku harus memajukan tubuhku untuk mencoba melihat yang terjadi di luar kaca karena semua tampak kabur. Mata silinderku kupacu untuk bekerja lebih keras demi keselamatan semuanya terutama aku dan Rita yang berada di dalam mobil. Aku lirik persediaan bensin, tinggal 2 garis. Sempat berpikir untuk beristirahat di Rest Area sambil beli bensin dan menanti badai sedikit reda, tapi akhirnya niat itu ku urungkan karena suami Rita sepertinya sudah gelisah menanti Rita sampai di rumah.

Mobil terus kupacu sampai masuk Cibubur kondisi masih deras namun sedikit membaik. Karena sudah sampai Cibubur, aku putuskan untuk lebih baik mengisi bensin dulu di Petronas. Saat kami mengisi bensin di Petronas kami masih melihat bagaimana kilat dan petir terus menyambar dengan sangat dasyat. Aku bilang ke Rita lebih baik aku antar dia sampai rumah saja. Nggak mungkin aku tega menurunkan Rita di pinggir jalan kemudian dia dijemput suaminya naik motor. Duuuhh kondisi hamil dimana dia fisiknya cukup lemah nanti kehujananan, kedinginan, malah berabe semua. Akhirnya Rita pun setuju dan aku langsung melaju menuju Cileungsi.

Pulang dari mengantar Rita aku langsung melajukan mobil ke rumah. Sampai rumah hujan mulai mereda dan aku sangat bahagia dan bangga pada diriku sendiri bahwa pada hari itu aku berhasil mengendarai mobil dengan sangat baik pada saat cuaca buruk. Aaahh...PD ku jadi nambah-nambah! Aku segera memberi kabar ke Jeff mengenai pengalaman hari itu dan Jeff memberikan selamat. Anak-anakpun senang saat aku bercerita soal pengalaman pertama mamanya menyetir dalam badai, hihihihi....

Puji Tuhan, semua keberhasilanku saat itu tetap karena tuntunan dan penyertaan Tuhan Yesus semata. Terima kasih Tuhan Yesus! :-)

No comments:

Post a Comment