Saat aku resign dari DHL per tanggal 11 October 2011, aku punya waktu 5 hari sebelum memulai hari-hari baruku di DVL. Hari-hari lowong yang aku miliki dari Rabu - Jumat benar-benar aku pakai untuk "Me time." Mulai dari urusan SIM A, jalan-jalan sampai ketemuan temen lama. 3 hari itu aku happy banget! Rasanya plong...bebas, lepassss!!!
Paling keren adalah di hari Kamis saat aku diajak ngabur ke Puncak sama Sindhi. Rencana ketemuan dan jalan-jalan sama Sindhi sudah lama dipikirkan, namun aku nggak nyangka klo Sindhi akan mengajakku ke arah Puncak. Aku langsung mengiyakan, and all the fun begun!
Di dalam mobil sepanjang perjalanan kami ke Puncak, kami ngobrol puas yang isinya "girly talk" semua. Dari yang sopan baik-baik sampai ngakak lepas nggak tau diri! Wes semua unek-unek yang jumpalitan di kepala bisa keluar semua saat bersama Sindhi. Even though Sindhi is a moslem, she is a very cool moslem! Kami bisa ngomong crossed religions secara terbuka tanpa tersinggung sama sekali dan dengan dasar open minded and trust. Sungguh luar biasa!
First stop over ke Debrasco beli celana pendek. Karena Sindhi ngajakin kita main flying fox di Telaga Warna. Oke lah....mampir ke Debrasco, dan aku beli celana pendek warna merah! Gonjreng dunjreng deh..tapi aku suka warna merahnya, hihihihi...sekalian duduls aja ya biar puas saat ingin membebaskan semua asa yang ada, jiaahh...lebay!
Kami makan siang di Rindu Alam, Puncak Pass. Karena kami datang awal, kami bisa milih the best spot in the restaurant. Ditemani dinginnya udara sejuk pegunungan, aku dan Sindhi melanjutkan obrolan gila yang super seru. Hidangan makan siang kami sungguh sempurna!
Aku memilih sop jamur dan sayuran yang super segar, sedangkan Sindhi sebagai pecinta daging merah lebih memilih sop buntut.
Selesai makan siang kami menemukan wafer yang lain daripada yang lain. Aku beli rasa coklat 2 untuk Ruth dan Jonathan, dan 1 rasa cinnamon untuk diriku sendiri, eh enak juga ternyata!. Jadi kebayang-bayang pingin lagi, sayang cuman beli 1 doang rasa cinnamonnya.
Selesai makan siang di Rindu Alam, kami turun sedikit ke Telaga Warna. Berjalan kaki memasuki kawasan Telaga Warna yang hening, senyap dan view yang luar biasa membuatku jejingkrakan norak. Aku bebas jejeritan meluapkan semua rasa yang bergejolak di dada, tertawa ngakak dan berteriak lantang. Sindhi tertawa geli melihat tingkahku yang norak, tapi kami berdua merasa senang karena semua jadi plonggggg!!!
Sambil menunggu Sindhi sholat, aku duduk-duduk di pinggiran Telaga Warna menikmati kesunyian dan keindahan panorama di sekitar Telaga Warna yang tenang, sederhana dan bersahaja. Beberapa orang terlihat duduk juga menikmati keindahan dan ketenangan sekitar Telaga. Mata keatas melihat hamparan flying fox. No way!!!! Aku kurang percaya dengan sistem pengaman flying fox yang ada, klo aku nyemplung ke dalam Telaga gimana? Ya memang aku bisa berenang, tapi nggak lucu aja, males! Aku bilang ke Sindhi klo aku gak mau mainan flying fox. Dengan tertawa renyah Sindhi kemudian mengajakku ke hutan kecil di ujung Telaga. Disitulah kami mulai meluncurkan segala gejolak sebagai seorang model yang tak tersampaikan karena memang nggak bakat dan wajah jauh jenik, hahahaha....
Dengan gaya suka-suka dan serasa tak peduli dengan sekitar, kami memulai segala kegilaan kami berdua di depan kamera, sungguh sebuah kesintingan yang menggembirakan!
Puas bersinting ria, kami pulang kembali ke Jakarta. Tak henti-hentinya aku mengucapkan terima kasih kepada Sindhi atas ide gilanya main ke Puncak. Sungguh luar biasa pengalaman saat itu dan aku tak akan pernah melupakannya seumur hidupku! Semoga one day, aku bisa mengulang kembali masa-masa itu bersama Sindhi di tempat yang lain yang membuat kami berdua bisa lepas dan menjadi diri sendiri.
No comments:
Post a Comment