Wednesday, January 4, 2012
Positive Vs Negative
Dalam kehidupan ini aku selalu berusaha untuk seimbang. Tak ku pungkiri secara manusia, kekuatan negatif selalu mendorong lebih kuat, dan dibutuhkan effort atau usaha yang tidak sedikit untuk mendorong negative energy itu menjadi positive.
Banyak hal yang bisa kita lakukan supaya energy dan kekuatan positive terus tinggal dalam diri kita. Salah satu cara yang saya lakukan adalah dengan berdoa dan membaca firman Tuhan setiap hari. Doa dan firman seperti makanan pokok dalam kehidupan saya, dimana saat saya tidak mengkonsumsinya untuk jangka waktu yang lama, maka sayapun sekarat! Sudah saya buktikan sendiri dan saat mengalaminya saya benar-benar tobbiaaattt dan nggak mau balik lagi ke phase tersebut!
Selain doa dan membaca firman Tuhan, saya juga empower diri sendiri dengan bacaan-bacaan positive, yang isinya encouragement, supportive, beatiful stories, and positive thoughts.
Dalam hal pergaulanpun seperti itu. Lebih menyenangkan apabila kita berada dalam lingkungan yang positive. Lingkungan negative itu melelahkan karena bila kita tidak ingin menjadi bagian di dalamnya maka kita harus berusaha keras untuk melawannya dan itu jujur, melelahkan. Tapi disaat kita bisa bertahan, insya allah, justru kita yang akan menularkan energy positive tersebut kepada lingkungan negative dan semoga saja ke depannya ada perubahan yang lebih baik.
Dalam hal lingkup ruang kerja, aku yang sudah lumayan sering pindah pekerjaan di masa lalu, jadi sering mengamati. Mau tidak mau lingkungan kerja kita itu komplex. Banyak sekali jenis manusia disana. Dan yang melelahkan adalah bekerja sama dengan orang-orang yang beraura negatif. Kadang bila sudah terlalu lelah dan kesal saya sering ngomel sendiri: "Kenapa siy nggak mencoba melihat segala sesuatu itu dari segi positif, langsung menghakimi???" Kemudian saya terdiam..."Lhooo kok aku sing ngomel? dadi negatif jugak???" hahahahahaha....itulah manusia.
Semalem waktu menunggu Jeff pulang kerja, kami janjian bertemu di Pejaten Village. Mall yang dalam pembangunannya menurut kami kurang bijaksana karena menyebabkan sumber kemacetan baru di sepanjang jalan Warung Buncit Raya menuju Ragunan. Kali pertama kemarin saya disana, dan sambil berjalan-jalan lihat ada toko buku Gramedia. Sempat masuk sebentar kemudian keluar lagi, memilih menunggu Jeff dulu di depan pintu masuk. Setelah bertemu Jeff, saya cerita klo ada Toko Buku Gramedia. As usual, suamiku matanya langsung berbinar-binar...dalam hatiku "Borong lagi dehhh...." Usai makan malam di Ah May yang menyajikan menu masakan khas Singapore, kami pun langsung ke Gramedia. Tanpa disadari aku menyomot 2 buku. 1 buku mengenai Mompreneur - bagaimana seorang ibu rumah tangga bisa sukses menjadi enterpreneur, dan satu lagi buku psikologi yang mempelajari tentang bahasa tubuh. Jeff as usual, langsung membeli 3 buku mengenai ekonomi, bidang yang sedang dia minati dengan sangat 3 tahun belakangan ini.
Semalam, setelah menidurkan anak-anak dan berdoa bersama, kami berdua asyik dengan buku masing-masing. Saya memilih buku psikologi yang saya baca duluan. Beberapa kali saya membaca buku itu sambil tersenyum-senyum. Banyak benarnya juga yaaaa....yaaa bahasa tubuh manusia pun bisa menunjukkan dengan cepat dan dalam hitungan detik mengenai reaksi positif ataupun negatif. Aaahhh saya jadi excited untuk segera menuntaskan buku super tebal itu. Dan aura positive untuk belajar pun semakin menggebu.
Doa saya hari ini, biarlah lebih banyak energy positive yang menguasai pikiran dan hati saya. Saya memutuskan bahwa hari ini saya ingin lebih banyak tersenyum, tertawa dan berbahagia bersama suami, anak-anak, keluarga, sahabat, teman dan orang lain yang saya tidak kenal sekalipun. Tuhan Yesus, kabulkanlah doa saya. Biarlah damai sejahtera-Mu yang melampaui segala akal tinggal dalam hati dan jiwa saya saat ini, Amin. :-)
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment