Wednesday, January 18, 2012

Hotel Review - The Ritz Carlton Jakarta


Hasil pengalaman tinggal di beberapa hotel, membuatku ingin menulis review pribadi mengenai beberapa hotel yang pernah kami singgahi. Untuk memoir dan juga semoga berguna bagi pembaca blog ini.

The Ritz Carlton Jakarta. Weekend yang lalu tepatnya tanggal 14 January 2012, kami sekeluarga mendapatkan kesempatan menginap secara gratis yang mungkin untuk terakhir kalinya di hotel ini. Yup hasil kerjaku sebagai Executive Secretary selama di DHL membuat kami sekeluarga bisa menikmati kemewahan menginap secara gratis di hotel berbintang lima di Jakarta dan beberapa daerah lainnya. Khusus untuk di Jakarta ada the Ritz Carlton Jakarta, The Ritz Carlton Pacific Place, dan Mulia Hotel.

Untuk the Ritz Carlton Jakarta and The Ritz Carlton Pacific Place, mereka mempunyai program yang disebut sebagai ERS (Earn Reward System) untuk setiap booker. Sebagai seorang Secretary salah satu pekerjaanku memang sebagai booker. Jadi setiap kali aku melakukan booking kamar di hotel the Ritz Carlton Jakarta maka aku akan mendapatkan point sesuai dengan jenis kamar yang di booked. Point diperoleh setelah tamu melakukan pembayaran dan check out untuk setiap pemesanan kamar. Selain point dari kamar juga ada point dari banguet untuk setiap event yang bookingnya dilakukan oleh booker yang bergabung dengan ERS program. Setiap kelipatan 1 juta (exclude tax) maka akan dihitung sebagai 1 point.

Lumayan juga hasilnya, selama 9 tahun lebih bekerja di DHL Express Indonesia bisa dibilang lebih dari 5x aku bisa menukarkan point yang aku peroleh dengan fasilitas free room nights untuk dinikmati bersama keluarga. Berhubung aku sudah resign dari DHL Express dan bergabung dengan Darya Varia Laboratoria, dimana the Ritz Carlton Jakarta bukan lagi sebagai appointed hotel, maka pengalaman weekend yang lalu benar-benar aku nikmati dan aku abadikan. Karena BB ku rusak, aku nggak bisa leluasa mengabadikan setiap moment atau setiap sudut dari hotel ini, tapi lumayan juga beberapa titik penting yang selalu membuatku terkesan dengan hotel ini berhasil aku abadikan.

The Ritz Carlton Jakarta terletak di Jl. Lingkar Mega Kuningan Kav. E11 No. 1, Mega Kuningan, Jakarta. Tahun 2002 saat mereka grand opening, kesan yang aku tangkap adalah, "hwwwaaahhhhh!!!" Kemewahan dan pelayanan no. 1 benar-benar diterapkan. Pengalaman dan kesan pertama kali menginap di hotel ini pun membuatku tertegun kagum dan sedikit fanatik karena menganggap hotel ini adalah the best in the city. Weekend kemarin jujur saat aku melakukan check-in kemudian tinggal di kamar yang biasa kami pesan, ada sedikit rasa sedih, mengapa??

Pertama, aku mengenal hotel ini sejak hotel ini berdiri dan launch di Jakarta. Di hotel inilah aku bertemu dengan Sales people nya yang ramah very helpful dan ended up sampai hari ini kami masih berteman baik walaupun masing-masing sudah tidak ada hubungan bisnis lagi. Kalau boleh aku sebut nama, Posma, Lucy, Wilmar, Siany, bahkan Walid Birak sang Sales Director. Saat aku melangkahkan kaki ke counter front desk untuk check in, aku melihat banyak wajah baru. Dulu tidak demikian, selisih 2 tahun pun front desk nya masih sama. Kemudian ke counter concierge, aku kehilangan wajah dan sosok yang selama ini selalu menyapa ramah: "Welcome back Mbak Dewi..." yup...Hadi, I missed him! Berita terakhir aku dengar Walid Birak pindah ke Four Season Hotel, Posma memang sudah lama resign, disusul Lucy, Wilmar...Walid, Albert...sepertinya semua orang yang aku kenal baik di the Ritz Carlton Jakarta sudah hengkang dari hotel ini. Gonjang ganjing mengenai kisruh di management internal the Ritz Carlton Jakarta memang sudah lama sekali aku dengar dan jujur aku sedih mendengarnya. Anyway...

Setelah melakukan check in pada pukul 12-an siang, ternyata kamar yang kami pesan belum ready. Aku requested twin bed room untuk type Grand Room, dan masih dalam kondisi kotor belum siap. Akhirnya untuk menunggu kami dipersilahkan ke kamar 1009 dulu. Naiklah kami ke 1009, king size bed room. King size bed room di the Ritz Carlton Jakarta ini besar, mungkin ukuran bed nya sekitar 240x240, lebih luas dari king size standard di Indonesia. Aku melihat ke sekeliling ruangan yang masih sama. Untuk king size bed ada tambahan sofa kecil persis di depan tempat tidur, bedanya sama twin bed room. Welcome fruits masih sama. Type Grand Room adalah type kamar terendah yang ada di the Ritz Carlton Jakarta. Sudah aku check sana sini, type Grand Room di the Ritz Carlton Jakarta masih the largest standard hotel room in the city. Luas kamarnya 680 square feet, very spacious baik untuk bagian bed room dan bath room.


Akhirnya setelah menunggu sekitar 3 jam, jam 3 sore lebih sedikit seorang Guest Relation Office, Natasha, menemui kami dan mengantar kami ke kamar 1812, twin bed room, sesuai pesanan. Anak-anak tampak riang kembali ke ruangan kamar di the Ritz Carlton Jakarta yang selama ini sangat familiar untuk mereka. Untuk type twin bed room, biasanya kami ditaruh di lantai 12 atau 16, kali ini adalah kamar di lantai tertinggi yang pernah kami diami. Kenapa kami senang di twin bed room? Karena twin bed room nya the Ritz Carlton Jakarta ini bed nya spacious banget. Each bed luasnya 200x200 - ukuran king size bed Indonesia. Untuk kami ber-4 tentu saja super nyaman hehehehe....di hotel ini tidak disediakan extra bed. Jadi klo pengen tidur nyaman tapi jumlah orangnya banyak ya harus memesan lebih dari 1 kamar. Untungnya twin bed room mereka very spacious, nyaman untuk ber 4, orang dewasa sekalipun.


Twin bed room di the Ritz Carlton Jakarta memang gak banyak jadi klo pun pindah lantai view nya ya disitu-situ aja. Dan terus terang aku sangat menikmati view yang ditawarkan oleh Grand Room di twin bed room. Selalu menghadal ke The East Building, Menara Dea, dan Bellagio. Beberapa kali kami mendapatkan pemandangan sunset yang spectacular dari sini. Sayangnya kemarin musim hujan, dapetnya mendung aja terus hehehehe...tapi malam hari dengan banyak lampu dari gedung-gedung Jl. Gatot Subroto pun tampak mempercantik view dan suasana yang ada.


Ketika kami datang, ada special gift dari the Ritz Carlton Jakarta untuk anak-anak karena kamar kami belum ready pada saat kami datang. Kalau dulu kami pernah mendapatkan welcome gift berupa beruang teddy untuk Ruth dan hat untuk Jonathan, kali ini 2 buah T-Shirt berwarna orange terang yang cantik. Mereka juga provide 2 cute slippers for kids. Dulu kami pernah dapet 1 child slipper untuk Jonathan, kali ini mereka provide untuk Ruth berwarna pink dan Jonathan berwarna biru. Walaupun ukuran kecil tapi anak-anak sangat senang, dan kami appreciate sekali untuk semua perhatian mereka.


Saat mandi sore, aku menyadari ada yang berbeda lagi. Kali ini The Ritz Carlton Jakarta juga memberikan amenities yang berbeda. Ada extra buble bath untuk anak-anak, satu aroma strawberry dan satu lagi aroma melon. Jenis amenities aku teliti satu persatu dan aku tertegun sejenak....Amenities beda! Yup, aku dianugerahi penciuman dan daya ingat akan penciuman yang cukup tajam dan sensitif. Saat aku cium bau aroma moisturizer, sabun dan shampoo ada sedikit rasa kecewa...down grade! They are no longer using products from Bulgary! Masih teringat jelas aroma product bulgary yang segar dan classy. Kali ini terasa plain and cheapo for me, nggak masuk kelas the Ritz Carlton lah. Yup tahun lalu terakhir kami menginap di the Ritz Carlton Jakarta kami masih menikmati amenities product dari Bulgary, sekarang nggak lagi. Awal mereka launched, di kamar mandi disediakan garam mandi, 2 tahun terakhir nggak lagi...tahun lalu masih ada timbangan badan di setiap kamar mandi untuk type Grand Room, tahun ini gak ada lagi. Semua perlahan down grade. Inikah salah satu yang menyebabkan banyak sales dari the Ritz Carlton Jakarta hengkang??? Namun, aku masih tersenyum saat melihat Frezza mouth wash masih mereka sediakan. Mouth wash inilah yang membedakan the Ritz Carlton Jakarta dengan hotel bintang 5 yang lain di Jakarta. Seingatku hanya the Ritz Carlton Jakarta yang menyediakan mouth wash sebagai salah satu amenities nya untuk type standard room.

Hari minggu pagi saat kami sarapan di Asia Restaurant, ada sedikit kekecewaan juga akan mutu makanan yang mereka sediakan. Jenis sarapannya sedikit dan mungkin juga karena kami terlalu sering berkunjung ke hotel ini, semuanya terasa biasa saja. Kemarin plain saja...kami sarapan karena memang butuh, no excitement at all. Aku sarapan nasi putih + daging bulgogi yang diambil dari Korean section plus sepiring salad, itu saja. Anak-anak mengambil harsh brown + bacons, Ruth nambah sedikit nasi goreng. Jeff mengambil sedikit nasi goreng, bacon dan grilled beef and veggies. We didn't eat much during breakfast.


Usai breakfast, Jeff kembali ke kamar untuk bekerja dan belajar, aku dan anak-anak ke kolam renang. Jonathan sudah sangat excited membayangkan segarnya jeruk manis yang disediakan bagi para tamu yang menginap yang disajikan kepada setiap tamu yang berenang. Sayang sekali ketika kami tiba disana, compliment jeruk itu sudah hilang dari peredaran juga. Jo terlihat kecewa, dia masih ingat lezatnya potongan jeruk sunkist import yang pernah dia nikmati saat berenang di swimming pool the Ritz Carlton Jakarta. Ahh sudahlah dek, nanti kita beli sendiri hahahahaha.....yup gambar diatas adalah gambar jeruk yang tahun lalu masih disediakan oleh the Ritz Carlton Jakarta sebagai complimentary tamu menginap yang berenang, saking lezatnya sampe aku foto hahahaha....kolam renang nya masih tetap sama gak ada perubahan berarti.

Usai berenang, anak-anak memilih untuk makan siang di dalam kamar. Mereka minta aku memasakkan pop mie yang kami bawa dari rumah. Aku dan Jeff turun kembali ke Asia Restaurant untuk makan siang dengan fasilitas free Sunday Brunch certificate. Pilihan Brunch tentu saja lebih beragam daripada saat breakfast karena harganya juga jauh lebih mahal. Aku memilih sop buntut, 1 buah soft pretzel dan sepiring salad. Jeff juga gak makan banyak. Dia hanya mengambil sop Bakut dan sepiring pasta. Dessert aku mengambil secuil apple crumble, dan Jeff ice cream 1 scoop, udah itu sajah. Kami tidak menjamah makanan lain seperti bebek, grilled chicken and beef, etc... Entahlah kami sudah tua atau apa, sudah malas dan tidak lagi menikmati hidangan buffet seperti tahun-tahun yang lalu. Makanya klo bukan gratisan males banget makan buffet, too much! Bagaimana dengan rasa? Ehm....kalau bayar sendiri, janganlah makan di Asia Restaurant the Ritz Carlton Jakarta, hahahahaha...this is our own opinion lho yaaa....not that good, not value of money. Gratisan monggo sajah, seperti kami ini hehehehe....

Kami check out dari hotel jam 3 sore, yup thanks a lot to the Ritz Carlton Jakarta yang memberikan kami fasilitas late check out sampai dengan pukul 3 sore. Puas rasanya weekend kemarin. Dan untuk mendapatkan free parking selama menginap di hotel ini, jangan lupa upon your arrival register your plat number to the concierge.

Over all, hotel ini masih cukup OK. Dari sisi kamar, menurutku masih yang paling nyaman compare to other hotels di Jakarta karena memang masih the largest. Untuk service masih cukup bagus, hanya saja untuk beberapa hal ada down grade yang sedikit membuat kecewa. Kalau harus bayar sendiri dan tinggal di hotel ini, mungkin saya akan say NO. Kalau bayar dari kantong sendiri saya lebih suka jenis resort daripada city hotel yang kaku dan boring hehehehe....Hope to see you again in the future the Ritz Carlton Jakarta *nunggugratisanduluyak* ;-)

No comments:

Post a Comment