Namanya Fitrie, usia 16 tahun, asal Lampung Utara, suku Jawa. Dia adalah pembantu ke sekian yang bermasalah di rumah setelah 3 bulanan bekerja di rumah kami. Fitrie dibawa oleh Mbak Isah, pembantu yang dulu lama ikut kami dari Jonathan kecil sampai akhirnya lulus TK. Mbak Isah mengundurkan diri dari rumah kami karena menikah dengan Ade, sopir yang dia kenal saat masih ikut anter jemput Jonathan ke SKK. Semenjak mbak Isah menikah kami masih ada Teteh Maya yang membantu sampai lebaran. Teteh Maya tidak balik kembali ke rumah setelah lebaran, nggak tau alasannya apa. Karena itulah akhirnya Fitrie dari lampung ke rumah kami untuk bekerja.
Awal-awal Fitrie bekerja di rumah kami mulai terlihat bahwa kemampuannya jauh dibawah Mbak Isah. Ya memang Fitrie masih anak-anak, tapi aku ingat sekali waktu Mbak Isah bekerja pertama kali di rumah kami juga dia masih seumuran Fitrie, cuman sepertinya nggak seperti itu. Banyak hal yang Fitrie lakukan dan membuatku naik darah. Aku mencoba menasehatinya dengan baik dan lembut, tetep aja ndableg...lama-lama aku kasar, juga sama. Hadeeeuhhh pancen tambeng, kata orang Jawa!
Belakangan Fitrie juga mulai suka bohong dan memakai barang-barang kami yang bukan miliknya dan belum pernah kami berikan ke dia. Jujur penat banget punya pembantu seperti Fitrie, namun karena butuh aku coba pertahankan sampai akhirnya 2 hari yang lalu aku sudah tidak tahan lagi dan langsung mengusirnya dari rumah. Fitrie aku dapati mengambil bebrapa barang pribadiku, Ruth dan juga Jeff, disembunyikan di lemari pakaian dia, di tas bawaan dia, semua perlahan teratur rapi sedikit demi sedikit. Aaarrggghhh...daripada makin lama makin nggak bener, hari Selasa malam aku langsung mengusirnya dari rumah saat itu juga. Malam itu Fitrie pergi ke rumah Mbak Isah di dekat kompleks Polri. Aku sebetulnya nggak enak juga dengan Mbak Isah, selama ini hubunga kami sudah sangat baik, semua jadi rusak karena perbuatan adiknya. Mbak Isah sempet bicara denganku di telpon dan nangis-nangis, tapi aku sudah tidak bisa merubah keputusanku. Dari pada aku memilihara pembantu yang "sakit" dan nantinya berpengaruh buruk terhadap anak-anak lebih baik dari sekarang aku singkirkan benalu itu dari dalam rumah.
Saat aku beberes kamar Fitrie kemarin, aku menemukan buku notes koleksi Ruth yang dia pakai untuk menjadi diary dia. Ada 2 buku, dan perlahan satu persatu aku baca. Aku membaca tulisan Fitrie dengan geleng-geleng...aarrgghhhh anak ini benar-benar sakit. Usia baru 16 tahun isi dari curahan hatinya cuman masalah percintaan, perselingkuhan.....astagaaa...ada beberapa lembar yang dia tulis mengenai keluarganya di Lampung tapi semua itu isinya cacian dan dendam kepada keluarganya. Aku mencoba mencari tulisan mengenai diriku yang suka ngomel kepadanya, tak ada satupun. Bahkan dia masih memilih ikut aku daripada harus pulang ke kampungnya di Lampung Utara. Pakai bersumpah segala nggak akan pernah pulang ke Kampung dan kembali ke orang tua dan keluarganya. Alamaaakkk ini anak benar-benar "sakit."
Aku sudah menutup lembaran buku-ku tentang Fitrie. Sudah tidak ada amarah lagi tentang dia. Sudah aku ampuni dan aku doakan semoga dia nanti kedepannya lebih baik. Tadi pagi mendengar kabar dari Adon bahwa Fitrie waktu ke rumah Mbak Isah tidak mau tidur di dalam rumah, dia memilih tidur di luar. Saat ini aku tidak tau keberadaan dia dimana. Semoga dia baik-baik saja dan tidak menempuh jalan yang kurang baik.
Aarrgghhh...awal tahun sudah dimulai dengan sesuatu yang membuat pening, semoga saja ke depannya akan lebih baik lagi, Aamiin. Sekarang tinggal masalah mencari pembantu pengganti untuk anak-anak. Hari ini sudah ada Mbak Ipah yang pulang hari. Ya lumayan mbak Ipah mau datang jam 6 dan bekerja sampai jam 4 sore di rumah. Semoga saja Mbak Ipah bekerja dengan baik dan juga sekalian bisa membantu mengawasi anak-anak sambil aku mencari yang permanen dan menginap. Makasih banget untuk Oma yang sudah bersedia untuk datang dan ikut mengawasi anak-anak dan juga Mbak Ipah. We love you, Oma Vien!
Thursday, January 26, 2012
Tuesday, January 24, 2012
Long weekend, 21 - 23 January 2012
Long weekend yang baru saja terlewati kami lalui dengan tenang, nyaman dan happy di rumah sajah. Kami nggak banyak bepergian. Hari Sabtu di rumah saja, Jeff pijet, aku sepagian masak. Ruth dan Jo sibuk main sendiri. Setelah makan siang, aku dan Ruth pergi ke Nuansa Bali Spa di Legenda Wisata, masih satu kompleks. Waaahhh enak banget bisa "me time" bareng anak wedok. Relax sekali rasanya habis pijat, luluran trus creambath. Sesekali mengeluarkan Rp 500,000 untuk 3 jam bersama Ruth di salon terasa worthed sekali....dan usai perawatan aku tanya ke Ruth apakah dia menikmatinya? Dengan mantap dia menjawab ya dan mau banget di kemudian hari kami berdua mengulangnya kembali hehehehehe....sweetttttt!
Pulang dari nyalon kami keluar makan malam ke Kota Wisata. As usual ke Fresh Market aja dan makan di angkringan nasi kucing. Sebetulnya angkringan nasi kucing Fresh Market Kowis nggak seenak Legenda Wisata. Alasan kesana kemarin karena Jonathan tadinya pengen nasi goreng, ya sudah kami ke Kowis tapi ternyata dia berubah pikiran begitu sampai di tempat, hehehehe....pulang dari makan malam mampir Alfa Midi sebentar trus pulang. Sampai rumah kami nggak langsung tidur. Waktu di Alfa Midi, Jeff beli kartu dan gaple, langsung deh kita ber-4 main kartu hehehehe...seru banget ternyata main kartu sama anak-anak!
Keesokan harinya kami seperti biasa ibadah ke gereja. Pas ada donor darah, jadi usai ibadah kami ikutan donor darah dulu. Jadi pendonor darah aktif memang bikin tubuh lebih fit karena tubuh terus memperoduksi sel-sel darah baru secara rutin. Seperti biasa habis donor darah badanku enakan rasanya. Entah sugesti atau apa, tapi pegel-pegelnya ilang, walaupun sekarang nongol lagi pegelnya, hahahahaha.....Minggu siang kami napping dan nyante aja di rumah. Malemnya dinner di Burger King trus lanjut belanja ke Giant. Kami beli beberapa barang yang sudah habis persediaan sekaligus nyicil beli sumbangan untuk kunjungan Komisi Remaja Gereja ke Panti Asuhan. Pulang dari Giant, sebelum tidur...kami main kartu lagi! hehehehe....
Senin pagi, 23 January 2012, hari Raya Imlek, liburr....aku yang tadinya mau bangun siangan malah akhirnya pagi karena terusik sama Jeff yang rajin banget bangun pagi hehehehe....akhirnya aku ngintil dia untuk beli sarapan ke Bang Udin si tukang ketoprak. Bang Udin ini, ketopraknya memang enak, cumannnn kalau soal harga nggak konsisten. Klo lagi rame, seenak udel naikin harga, hadeeuuhh.....biasanya Rp 8,000 seporsi lagi rame bisa jadi Rp 9,000. Males debat kusir ya sutralah bayar ajah!
Seharian aku masak dan kami memilih diam di rumah. Aku mengikuti perkembangan traffic dari twitter Polda Metrojaya. Seperti tahun-tahun yang lalu tiap kali Imlek ribuan orang akan menyerbu Kampung Cina di Kota Wisata. Jujur aku bingung....mau liat apaan siyyy di Kampung Cina Kota Wisata??? Sueerrr itu tempat gak ada apa-apanya. Cuman ada warung-warung jual pernak pernik Cina, koko cici juga gak banyak, mostly yang dagang orang Betawi, ruwet lha iyaaa.....klo cuman mau liat Barongsai, tiap Sabtu sore juga ada.....masalah bagi-bagi angpao itu semua hoax...hadeeuuhhhhhhh! Asli geregetan sebetulnya. 3 tahun yang lalu kami pernah kejebak padatnya traffic Kampung Cina masa Imlek dan semenjak itu kami tidak mau lagi mengalami hal yang sama. Makanya milih di rumah aja. Cuman kemarin itu adalah the worst traffic ever!!! Sampai jam 9 malam saat kami coba keluar kompleks beli sate ayam pun masih lohhh padeetttttt! Astagaaaaaaa.......gak tau deh apa yang ada di pikiran para pengunjung Kampung Cina itu!
Hari ini back to work and as usual tentunya berat banget mata ku untuk melek hihihihi....oh ya saat liburan Imlek kemarin aku sempet baking lagi. Bikin muffin pake bubur oatmeal di lemari es yang belum kemakan. Cemplang cemplung jadinya empuks dan enak juga hihihihi....baking is always fun!
Wednesday, January 18, 2012
Hotel Review - The Ritz Carlton Jakarta
Hasil pengalaman tinggal di beberapa hotel, membuatku ingin menulis review pribadi mengenai beberapa hotel yang pernah kami singgahi. Untuk memoir dan juga semoga berguna bagi pembaca blog ini.
The Ritz Carlton Jakarta. Weekend yang lalu tepatnya tanggal 14 January 2012, kami sekeluarga mendapatkan kesempatan menginap secara gratis yang mungkin untuk terakhir kalinya di hotel ini. Yup hasil kerjaku sebagai Executive Secretary selama di DHL membuat kami sekeluarga bisa menikmati kemewahan menginap secara gratis di hotel berbintang lima di Jakarta dan beberapa daerah lainnya. Khusus untuk di Jakarta ada the Ritz Carlton Jakarta, The Ritz Carlton Pacific Place, dan Mulia Hotel.
Untuk the Ritz Carlton Jakarta and The Ritz Carlton Pacific Place, mereka mempunyai program yang disebut sebagai ERS (Earn Reward System) untuk setiap booker. Sebagai seorang Secretary salah satu pekerjaanku memang sebagai booker. Jadi setiap kali aku melakukan booking kamar di hotel the Ritz Carlton Jakarta maka aku akan mendapatkan point sesuai dengan jenis kamar yang di booked. Point diperoleh setelah tamu melakukan pembayaran dan check out untuk setiap pemesanan kamar. Selain point dari kamar juga ada point dari banguet untuk setiap event yang bookingnya dilakukan oleh booker yang bergabung dengan ERS program. Setiap kelipatan 1 juta (exclude tax) maka akan dihitung sebagai 1 point.
Lumayan juga hasilnya, selama 9 tahun lebih bekerja di DHL Express Indonesia bisa dibilang lebih dari 5x aku bisa menukarkan point yang aku peroleh dengan fasilitas free room nights untuk dinikmati bersama keluarga. Berhubung aku sudah resign dari DHL Express dan bergabung dengan Darya Varia Laboratoria, dimana the Ritz Carlton Jakarta bukan lagi sebagai appointed hotel, maka pengalaman weekend yang lalu benar-benar aku nikmati dan aku abadikan. Karena BB ku rusak, aku nggak bisa leluasa mengabadikan setiap moment atau setiap sudut dari hotel ini, tapi lumayan juga beberapa titik penting yang selalu membuatku terkesan dengan hotel ini berhasil aku abadikan.
The Ritz Carlton Jakarta terletak di Jl. Lingkar Mega Kuningan Kav. E11 No. 1, Mega Kuningan, Jakarta. Tahun 2002 saat mereka grand opening, kesan yang aku tangkap adalah, "hwwwaaahhhhh!!!" Kemewahan dan pelayanan no. 1 benar-benar diterapkan. Pengalaman dan kesan pertama kali menginap di hotel ini pun membuatku tertegun kagum dan sedikit fanatik karena menganggap hotel ini adalah the best in the city. Weekend kemarin jujur saat aku melakukan check-in kemudian tinggal di kamar yang biasa kami pesan, ada sedikit rasa sedih, mengapa??
Pertama, aku mengenal hotel ini sejak hotel ini berdiri dan launch di Jakarta. Di hotel inilah aku bertemu dengan Sales people nya yang ramah very helpful dan ended up sampai hari ini kami masih berteman baik walaupun masing-masing sudah tidak ada hubungan bisnis lagi. Kalau boleh aku sebut nama, Posma, Lucy, Wilmar, Siany, bahkan Walid Birak sang Sales Director. Saat aku melangkahkan kaki ke counter front desk untuk check in, aku melihat banyak wajah baru. Dulu tidak demikian, selisih 2 tahun pun front desk nya masih sama. Kemudian ke counter concierge, aku kehilangan wajah dan sosok yang selama ini selalu menyapa ramah: "Welcome back Mbak Dewi..." yup...Hadi, I missed him! Berita terakhir aku dengar Walid Birak pindah ke Four Season Hotel, Posma memang sudah lama resign, disusul Lucy, Wilmar...Walid, Albert...sepertinya semua orang yang aku kenal baik di the Ritz Carlton Jakarta sudah hengkang dari hotel ini. Gonjang ganjing mengenai kisruh di management internal the Ritz Carlton Jakarta memang sudah lama sekali aku dengar dan jujur aku sedih mendengarnya. Anyway...
Setelah melakukan check in pada pukul 12-an siang, ternyata kamar yang kami pesan belum ready. Aku requested twin bed room untuk type Grand Room, dan masih dalam kondisi kotor belum siap. Akhirnya untuk menunggu kami dipersilahkan ke kamar 1009 dulu. Naiklah kami ke 1009, king size bed room. King size bed room di the Ritz Carlton Jakarta ini besar, mungkin ukuran bed nya sekitar 240x240, lebih luas dari king size standard di Indonesia. Aku melihat ke sekeliling ruangan yang masih sama. Untuk king size bed ada tambahan sofa kecil persis di depan tempat tidur, bedanya sama twin bed room. Welcome fruits masih sama. Type Grand Room adalah type kamar terendah yang ada di the Ritz Carlton Jakarta. Sudah aku check sana sini, type Grand Room di the Ritz Carlton Jakarta masih the largest standard hotel room in the city. Luas kamarnya 680 square feet, very spacious baik untuk bagian bed room dan bath room.
Akhirnya setelah menunggu sekitar 3 jam, jam 3 sore lebih sedikit seorang Guest Relation Office, Natasha, menemui kami dan mengantar kami ke kamar 1812, twin bed room, sesuai pesanan. Anak-anak tampak riang kembali ke ruangan kamar di the Ritz Carlton Jakarta yang selama ini sangat familiar untuk mereka. Untuk type twin bed room, biasanya kami ditaruh di lantai 12 atau 16, kali ini adalah kamar di lantai tertinggi yang pernah kami diami. Kenapa kami senang di twin bed room? Karena twin bed room nya the Ritz Carlton Jakarta ini bed nya spacious banget. Each bed luasnya 200x200 - ukuran king size bed Indonesia. Untuk kami ber-4 tentu saja super nyaman hehehehe....di hotel ini tidak disediakan extra bed. Jadi klo pengen tidur nyaman tapi jumlah orangnya banyak ya harus memesan lebih dari 1 kamar. Untungnya twin bed room mereka very spacious, nyaman untuk ber 4, orang dewasa sekalipun.
Twin bed room di the Ritz Carlton Jakarta memang gak banyak jadi klo pun pindah lantai view nya ya disitu-situ aja. Dan terus terang aku sangat menikmati view yang ditawarkan oleh Grand Room di twin bed room. Selalu menghadal ke The East Building, Menara Dea, dan Bellagio. Beberapa kali kami mendapatkan pemandangan sunset yang spectacular dari sini. Sayangnya kemarin musim hujan, dapetnya mendung aja terus hehehehe...tapi malam hari dengan banyak lampu dari gedung-gedung Jl. Gatot Subroto pun tampak mempercantik view dan suasana yang ada.
Ketika kami datang, ada special gift dari the Ritz Carlton Jakarta untuk anak-anak karena kamar kami belum ready pada saat kami datang. Kalau dulu kami pernah mendapatkan welcome gift berupa beruang teddy untuk Ruth dan hat untuk Jonathan, kali ini 2 buah T-Shirt berwarna orange terang yang cantik. Mereka juga provide 2 cute slippers for kids. Dulu kami pernah dapet 1 child slipper untuk Jonathan, kali ini mereka provide untuk Ruth berwarna pink dan Jonathan berwarna biru. Walaupun ukuran kecil tapi anak-anak sangat senang, dan kami appreciate sekali untuk semua perhatian mereka.
Saat mandi sore, aku menyadari ada yang berbeda lagi. Kali ini The Ritz Carlton Jakarta juga memberikan amenities yang berbeda. Ada extra buble bath untuk anak-anak, satu aroma strawberry dan satu lagi aroma melon. Jenis amenities aku teliti satu persatu dan aku tertegun sejenak....Amenities beda! Yup, aku dianugerahi penciuman dan daya ingat akan penciuman yang cukup tajam dan sensitif. Saat aku cium bau aroma moisturizer, sabun dan shampoo ada sedikit rasa kecewa...down grade! They are no longer using products from Bulgary! Masih teringat jelas aroma product bulgary yang segar dan classy. Kali ini terasa plain and cheapo for me, nggak masuk kelas the Ritz Carlton lah. Yup tahun lalu terakhir kami menginap di the Ritz Carlton Jakarta kami masih menikmati amenities product dari Bulgary, sekarang nggak lagi. Awal mereka launched, di kamar mandi disediakan garam mandi, 2 tahun terakhir nggak lagi...tahun lalu masih ada timbangan badan di setiap kamar mandi untuk type Grand Room, tahun ini gak ada lagi. Semua perlahan down grade. Inikah salah satu yang menyebabkan banyak sales dari the Ritz Carlton Jakarta hengkang??? Namun, aku masih tersenyum saat melihat Frezza mouth wash masih mereka sediakan. Mouth wash inilah yang membedakan the Ritz Carlton Jakarta dengan hotel bintang 5 yang lain di Jakarta. Seingatku hanya the Ritz Carlton Jakarta yang menyediakan mouth wash sebagai salah satu amenities nya untuk type standard room.
Hari minggu pagi saat kami sarapan di Asia Restaurant, ada sedikit kekecewaan juga akan mutu makanan yang mereka sediakan. Jenis sarapannya sedikit dan mungkin juga karena kami terlalu sering berkunjung ke hotel ini, semuanya terasa biasa saja. Kemarin plain saja...kami sarapan karena memang butuh, no excitement at all. Aku sarapan nasi putih + daging bulgogi yang diambil dari Korean section plus sepiring salad, itu saja. Anak-anak mengambil harsh brown + bacons, Ruth nambah sedikit nasi goreng. Jeff mengambil sedikit nasi goreng, bacon dan grilled beef and veggies. We didn't eat much during breakfast.
Usai breakfast, Jeff kembali ke kamar untuk bekerja dan belajar, aku dan anak-anak ke kolam renang. Jonathan sudah sangat excited membayangkan segarnya jeruk manis yang disediakan bagi para tamu yang menginap yang disajikan kepada setiap tamu yang berenang. Sayang sekali ketika kami tiba disana, compliment jeruk itu sudah hilang dari peredaran juga. Jo terlihat kecewa, dia masih ingat lezatnya potongan jeruk sunkist import yang pernah dia nikmati saat berenang di swimming pool the Ritz Carlton Jakarta. Ahh sudahlah dek, nanti kita beli sendiri hahahahaha.....yup gambar diatas adalah gambar jeruk yang tahun lalu masih disediakan oleh the Ritz Carlton Jakarta sebagai complimentary tamu menginap yang berenang, saking lezatnya sampe aku foto hahahaha....kolam renang nya masih tetap sama gak ada perubahan berarti.
Usai berenang, anak-anak memilih untuk makan siang di dalam kamar. Mereka minta aku memasakkan pop mie yang kami bawa dari rumah. Aku dan Jeff turun kembali ke Asia Restaurant untuk makan siang dengan fasilitas free Sunday Brunch certificate. Pilihan Brunch tentu saja lebih beragam daripada saat breakfast karena harganya juga jauh lebih mahal. Aku memilih sop buntut, 1 buah soft pretzel dan sepiring salad. Jeff juga gak makan banyak. Dia hanya mengambil sop Bakut dan sepiring pasta. Dessert aku mengambil secuil apple crumble, dan Jeff ice cream 1 scoop, udah itu sajah. Kami tidak menjamah makanan lain seperti bebek, grilled chicken and beef, etc... Entahlah kami sudah tua atau apa, sudah malas dan tidak lagi menikmati hidangan buffet seperti tahun-tahun yang lalu. Makanya klo bukan gratisan males banget makan buffet, too much! Bagaimana dengan rasa? Ehm....kalau bayar sendiri, janganlah makan di Asia Restaurant the Ritz Carlton Jakarta, hahahahaha...this is our own opinion lho yaaa....not that good, not value of money. Gratisan monggo sajah, seperti kami ini hehehehe....
Kami check out dari hotel jam 3 sore, yup thanks a lot to the Ritz Carlton Jakarta yang memberikan kami fasilitas late check out sampai dengan pukul 3 sore. Puas rasanya weekend kemarin. Dan untuk mendapatkan free parking selama menginap di hotel ini, jangan lupa upon your arrival register your plat number to the concierge.
Over all, hotel ini masih cukup OK. Dari sisi kamar, menurutku masih yang paling nyaman compare to other hotels di Jakarta karena memang masih the largest. Untuk service masih cukup bagus, hanya saja untuk beberapa hal ada down grade yang sedikit membuat kecewa. Kalau harus bayar sendiri dan tinggal di hotel ini, mungkin saya akan say NO. Kalau bayar dari kantong sendiri saya lebih suka jenis resort daripada city hotel yang kaku dan boring hehehehe....Hope to see you again in the future the Ritz Carlton Jakarta *nunggugratisanduluyak* ;-)
Monday, January 16, 2012
Blackberry Saya OFF - RUSAK!
Yaaa itulah kenyataannya saudara-saudara, saya lagi ndak punya Blackberry. BB (Blackberry) Gemini taun jebot yang udah 3 tahun setia menemani saya ketetesan air hujan karena ruang tamu bocor, ya sudah lah nasib. Yang saya sesalkan bukan karena nggak bisa bbm-an lagi atau FB or Twitter, tapi saya belum back up apapun jadi ilang semua datanya kecuali photo yang udah ke back-up huwaaaa *tangisangero-gero*
Berita dari Mas Seno yang dengan baik hati sekali mau datang malam-malam ke rumah demi menolong adik tercinta yang tak tau diri bin gaptek, katanya semua data di BB saya bisa diselamatkan, dan bisa dipake lag. Cuman saya belum ada waktu mampir ke rumah Mas Seno di Citragan untuk ngambil, jadi ya biar sajah. Sementara ini saya hidup nebeng Nexian Ruth hihihihi..... Weekend tanpa BB lebih tenang rasanya, cuman sekarang mulai kangen karena ada beberapa hal seperti Tweeter dan Facebook, hihihihi...kok udah nyandu klo gak ngintip sehari gimana gituh, untungnya belum sakaw hahahaha...
Ya memang aku harus nurut sama Jeff untuk membedakan antara data dan voice. Ini lagi kontak sana sini untuk back up no telpon. Duuhh mumet banyak banget yang raib huhuhuu....effortnya segambreng deh niyy....ulang dari awal lagi. Wes gak papa lah, salahnya sendiri!.
Berita dari Mas Seno yang dengan baik hati sekali mau datang malam-malam ke rumah demi menolong adik tercinta yang tak tau diri bin gaptek, katanya semua data di BB saya bisa diselamatkan, dan bisa dipake lag. Cuman saya belum ada waktu mampir ke rumah Mas Seno di Citragan untuk ngambil, jadi ya biar sajah. Sementara ini saya hidup nebeng Nexian Ruth hihihihi..... Weekend tanpa BB lebih tenang rasanya, cuman sekarang mulai kangen karena ada beberapa hal seperti Tweeter dan Facebook, hihihihi...kok udah nyandu klo gak ngintip sehari gimana gituh, untungnya belum sakaw hahahaha...
Ya memang aku harus nurut sama Jeff untuk membedakan antara data dan voice. Ini lagi kontak sana sini untuk back up no telpon. Duuhh mumet banyak banget yang raib huhuhuu....effortnya segambreng deh niyy....ulang dari awal lagi. Wes gak papa lah, salahnya sendiri!.
Friday, January 13, 2012
Lagi Ngantuk Melulu, Gak Kreatif, Otak Macet
Uurrggghhh.....kemarin sudah pengen nulis sesuatu disini tapi kok gak bisa lanjut, apalagi tulisan pake otak, soal my own opinion regarding Jakarta's traffic. Duuhh sepertinya aku butuh istirahat total deh, badan rasanya nggak fit 100%, seperti ada kelelahan luar biasa, butuh tidur 2 x 24 jam! hahahahaha...
Terpaksa tulisannya ditunda dulu dan sekarang curhat aja. Isi curhatnya aku ngantuk, perlu tidur, pijet badan, creambath...tapi gak bisa, huhuhuuu....*tangisan bombay.* Hari ini harus bertahan sampai jam 5 + nyetir ke Cibubur, mudah-mudahan nggak semacet kemaren huhuhuuu....habis itu tak tidur cepet deh, besok pagi baru packing untuk pindah nginep ke tengah kota semalem.
Terbayang semua keindahan dan keceriaan waktu libur akhir tahun yang lalu huhuhuuu....*tangisanlagi* Kenapa siy cuman sebentar liburannya?? 2 minggu baru puas sepertinya! Mudah-mudahan nanti akhir tahun bisa berlibur selama 2 minggu lagi, aamiin.
Ya udah ya diary, segini dulu...rasanya aku lebih memilih bantal, kasur, guling dan selimut daripada dirimu, hiks hiks hiks....
Monday, January 9, 2012
Kamu pake bedak wajah apa??
Bedak memang tidak bisa lepas dari kehidupan hampir sebagian besar wanita. Dari bayi kita sudah kenal bedak, sampai ada bedak bayi yang sering dipakaikan ke sekujur tubuh bayi (kecuali anak-anakku hehehehe....). Kemudian saat mulai beranjak remaja, perempuan mulai genit-genit ke sekolah harus bedakan dulu, sampai akhirnya 20 tahun belakangan ini mulai muncul berbagai jenis produk bedak dan kosmetik untuk anak remaja, karena pasarnya sudah semakin meluas.
Aku inget jenis bedak apa aja yang aku pakai saat kecil. Bayi tentunya bedak bayi lah, dan sampai SD aku masih pake bedak bayi ini, merknya ganti-ganti antar Switzal dan Johnson & Johnson. Aku pakai bedak yang sama untuk tubuh terutama ketiak, hihihihi...dan wajah. Dulu belum kenal rexona hahahaha....Kemudian kira-kira kelas 5 SD, aku kenalan sama bedak merk Amami. Ada yang pink, biru, hijau dan kuning. My fav Amami pink dan biru, sometimes hijau is okay as well, aku pakai bedak ini sampai SMA, belum berani pake parfume, nggak punya duit hihihihi..... Bedak Amami sekarang udah nggak pernah ngliat lagi, duh sudah punah tampaknya si Amami ini, baca-baca di internet udah discontinued lama, wedewww...padahal enak juga lho aromanya, harum dan lembut.
Mulai kuliah di CEB, ya namanya juga sekolah calon sekretaris mau nggak mau wajah kagak bisa dipakein bedak talk putih doang...akhirnya ngumpulin uang saku mulai deh belanja kosmetik. Pelembabnya Sariayu aja, pembersih wajah Viva trus sempet ganti Marina, ya sekitaran yang murmer aja, sesuai dengan kantong cupetku, dan untuk urusan bedak, pernah nyoba bedak Sariayu kok kuning bener, akhirnya beli produk Belia dari Martha Tilaar. Bedak ABG tapi kok nempel bagus di aku dan cucok ya sudah itu saja. Aku pake bedak ABG ini sampai lulus kuliah dan kerja hihihihi...dan sekarang loose powder Belia ini pun sudah tidak di produksi lagi oleh Martha Tilaar, mereka cuman punya product compact powder saja. Ehm...udah nggak ngetrend kali ya pake loose powder. Padahal menurut para dokter kulit, lebih baik pakai loose powder loh daripada yang compact, ke kulit wajah lebih sehat. Anyway....
Suatu ketika bedak Belia ku habis, nyari-nyari agak susah nggak nemu. Dari kuduk bedak pilihanku selalu warna transparant, ngga berani warna lain klo pilih warna lain rasanya tebel benerrr aku merasa nggak nyaman. Saat udah desperate nyari bedak Belia transparant nggak nemu, mataku tertuju ke bedak Marcs. Yup, itu bedak dipake Mama sudah dari jaman dahulu kala dan aku kadang sesekali juga minta ke Mama klo lagi males pergi ke kamar sendiri. Akhirnya aku putuskan beli bedak Marcs yang murmer itu. Eeehh...cucok sajah...dan keterusan terus sampai bertahun-tahun kemudian, bahkan aku bawa bedak ini ke Amrik lohhh jangan salah. Aku bawa 2 setaun di Amrik masih nyisa hehehehe....aku biasa pake yang creme.
Pulang ke Indonesia aku langsung kerja, nganggur cuman sebentar doang. Dan untuk urusan wajah aku masih setia dengan bedak Marcs sampai aku nikah harus beli seperangkat kosmetik untuk seserahan. Mosok bedak seserahannya Marcs, kan nggak lucu. Akhirnya aku beli seperangkat Caring & Biokos. Dari situ aku mulai beralih ke Caring compact powder. Aku pakai caring compact powder cukup lama.
Setelah punya anak, belakangan mulai kenalan sama Oriflame. Mulailah aku coba pake Oriflame. Pada dasarnya aku kurang suka dengan bedak compact, setelah kenal Oriflame aku balik ke bedak tabur. Aku pakai airsoft powdernya Oriflame yang sangat ringan dan nempel halus di kulitku. Sayang sekali produk ini kemudian discontinued pulang. Duuhh gregetan setangah mati deh di akhir tahun 2011 begitu tahu bedak kesayanganku di diskontinue sama Oriflame.
Akhirnya balik lagi ke Caring, cuman kali ini aku beli yang tabur. So far okay saja. Memang wajahku nggak terlau rewel, jarang jerawatan kecuali setelah digempur sama produk Collagen-nya Oriflame yang langsung keluar jerawat batu, huhuhuuu.....tangisan bombay deh.
Weekend kemarin karena satu dan lain hal aku harus bedak lagi karena beauty case ku ketinggalan di laci kantor! Mosok Sabtu dan Minggu nggak pake bedak, huhuhuuuu ogaaahh.....mikir-mikir beli Caring lagi paling nggak harus ke Giant or Matahari, rempooonggg.....so akhirnyaaa.....aku bali lagi ke Marcs! hahahahahaha...bedak satu ini emang paling handy, gampang dicari, murah lagi. Disaat kepepet, aku tetep pede walaupun cuman dipoles pake bedak Marcs wkwkwkwkwkwkwkwk.....apalagi aroma bedaknya banyak membawa nostalgia jaman mudah, halah! Ada kenangan tersendiri dengan aroma bedak ini, jadi kayak semacam aroma theraphy, lebay.com!
So, kamu sendiri pake bedak wajah apa??
Thursday, January 5, 2012
Komik Wayang karangan R.A. Kosasih
Masa kecil di Karang Ali, aku ingat sekali sering main ke rumah temanku yang bernama Suryo. Di rumah Suryo dia punya koleksi wayang karangan R.A. Kosasih secara lengkap. Sering pulang sekolah dan habis makan siang aku ke rumah Suryo dan langsung ngejonggrok asyik membaca komik-komik wayangnya dan melalapnya sampai habis.
Sudah cukup lama aku berkeinginan untuk punya koleksi komik wayang lagi. Senang aja membaca kisah wayang yang sudah sangat melekat dengan budaya orang Jawa pada khususnya. Kebetulan sekali Ruth dan Jo tertarik dengan cerita wayang juga. Mereka familiar dengan tokoh Krishna.
Pada waktu liburan akhir tahun di Jogja kemarin, kami sempat mampir ke Toko Buku Gramedia di Ambarukmo Plaza. Dan disana Jeff membelikan komik wayang seri Mahabharata untuk Ruth. Minggu lalu aku lalap habis ketiga komik yang dibelikan Jeff dan aku merasa kurang puas bahkan agak kurang suka dengan gaya bahasa yang dibawakan. Ya, aku lebih terbiasa dengan karangan R.A. Kosasih sedangkan yang kemarin di beli, entah aku sendiri lupa dengan nama pengarangnya. Yang aku amati ada sedikit perbedaan alur cerita dan tokoh yang disampaikan oleh R.A. Kosasih dengan pengarang ini tadi. Karena hanya 3 buku pastinya belum mencakup keseluruhan cerita secara langkap. Aku semakin penasaran.
Dua hari yang lalu aku browsing di internet dengan kata kunci komik wayang Mahabharata dan akhirnya menemukan sebuah blog yang membahas mengenai hal ini. Koleksi komik wayang karangan R.A. Kosasih diterbitkan oleh Toko Buku Maranatha di Bandung yang mempunyai agen di Jakarta. Disini kalau mau lihat blog yang membahas mengenai Toko Buku Maranatha di Bandung, surganya penggemar komik wayang. :-)
Dari blog tersebut aku menemukan informasi lengkap untuk no telpon juga agen di Jakarta yang bisa dihubungi. Akhirnya akupun memutuskan untuk membeli koleksi komik wayang Mahabharata via online karena malas untuk pergi ke Plaza Semanggi. Aku segera register ke www.anelinda.com dan semua transaksi via e-banking. Dalam waktu 2 hari dari tanggal pemesanan akhirnya aku menerima koleksi komik wayang seri Mahabharata lengkap yang aku idam-idamkan.
Bagi yang ingin menelpon langsung ke Toko Buku Maranatha, berikut no. telponnya: 022-5203188.
Senang sekali rasanya kami sekeluarga bisa menikmati bersama buku komik seri Mahabharata. Kemarin bukunya datang, anak-anak langusng excited untuk membacanya, termasuk Aaron, tetangga sebelah yang sedang bertanang ke rumah.
Kalau sudah selesai baca aku ingin membeli seri cerita wayang yang lain. Sekarang tiap hari pengennya cepet pulang dan baca cerita komik wayang deh hehehehehe....andaikan bisa seperti Ruth dan Jo yang libur, bisa cepet kelar tuh 4 buku hihihihi....
Mendadak Pingsan :-(
Pengalaman yang sungguh aneh....
Kemarin pagi aku merasa sehat, keluhanku cuman "ngantuk!". Semenjak usai liburan aku masih merasa lelah dan mengantuk. Kebiasaan selama libur bangun jam 6 pagi keatas, mulai kerja harus bangun jam 4 lagi, duh rasanya memang setengah mati. Pagi sampai kantor as usual aku duduk-duduk di depan taman air gedung Talavera sambil menikmati sarapanku. Kemarin aku sarapan setangkep roti tawar + selai kacang + juice jeruk, semua bekal bawa dari rumah. Sepanjang pagi pun aku masih ngemil ampyang coklat dari Jogja sebanyak 4 keping, banyak lho sambil minum air putih 2 gelas besar.
Jam makan siang aku janjian sama Mbak Lina untuk nemenin dia pijat di Haji Naim, Ampera. Dekat saja, belakang kantor. Pergi pake mobil mbak Lina, mbak Lina yang nyetir. Begitu sampai di tempat Haji Naim, aku langsung memesan 1 porsi siomay yang isinya 2 buah pare, 1 buah tahu putih dan 5 buah siomay bulat kecil, dipotong-potong guyur saus kacang dan sambel botol sedikit. Rasanya biasa aja, tapi aku lumayan kenyang banget habis makan siomay. Habis makan aku nggak langsung minum, males ngliat yang ada teh botol doang. Aku trus duduk sama mbak Lina di teras tempat praktek Haji Naim yang sejuk. Selama disitu aku ngilu liat para pasien yang datang dengan berbagai keluhan. Ada yang jatuh dari motor patah tulang, tabrakan motor, jatuh dari pohon rambutan, kesleo, luka bengkaknya bikin bergidik ngilu keingat anak-anak di rumah, semoga Tuhan menjauhkan kami dari kecelakaan seperti itu, Aamiin.
Tak berapa lama kemudian aku merasa ada sesuatu yang funny di dalam tubuhku. Rasa panas di dada, seperti haus sangat atau apa, ya memang dari usai makan tadi aku belum minum. Aku pamit ke mbak Lina mau beli air minum. Aku berjalan ke arah ibu warung yang jualan aqua botol dingin, dekat sekali jaraknya cuman 10 meter nggak nyampe. Saat bayar aku merasakan ada sesuatu yang salah dalam tubuh. Badanku gemetar, dadaku seperti berdesir tidak enak, rasa eneg...campur aduk dan lemas. Aku segera mencari tempat duduk terdekat, berusaha membuka tutup botol minum tapi sudah nggak sanggup. Aku senderkan tubuhku ke tembok dan berusaha menari nafas, setelah itu aku sudah tidak ingat lagi apa yang terjadi.
Aku tersadar dalam kondisi lemas dan bau minyak kayu putih di hidup. Mbak yang tadi melayaniku beli aqua berada di depanku. Dia memberitahuku bahwa aku pingsan, kemudian bertanya aku datang sama siapa? Aku lemas dan nggak bisa banyak bicara, untung saja bapak yang berada di sampingku ingat aku datang bersama mbak Lina. Kemudian mereka memanggil Mbak Lina dan setelah ada Mbak Lina, mereka memapahku ke dalam, dan aku dibaringkan di tempat tidur sambil diberi minum teh manis hangat. Aku berbaring sekitar 30 menitan sampai kondisiku membaik dan setelah itu kembali ke kantor. Kondisiku masih lemas, badan gemetar dan 'melayang'.
Sesampainya aku di kantor aku langsung memberi tahu Pak Roby tentang kondisiku dan ijin pulang. Pak Roby terlihat kaget dan langsung berinisiatif memanggil dokter perusahaan. Tak lama kemudian Dr. Rosa datang dan memeriksa kondisiku. Menurut Dr. Rosa, ada kemungkinan hemoglobin ku drop. Kebetulan memang aku dalam kondisi sedang menstruasi yang mana hari ke-2 selalu deras. Kemungkinan ke-2 karena cuaca panas di luar, aku tidak tahan. Aku kemudian mendapatkan resep supplemen iron untuk dikonsumsi. Setelah diperiksa oleh Dr. Rosa, Pak Roby menyarankan aku untuk segera pulang dan istirahat.
Sampai di rumah anak-anak kaget Mamanya sudah pulang cepat. Aku bilang ke mereka kalau Mama nya tadi siang pingsan. Jeff juga langsung aku beri kabar dan dia juga kaget. Di rumah aku lebih banyak tiduran dan banyak minum pocari sweat. Menjelang habis magrib, aku udah tidur aja terus bawaannya, malas makan. Jam 7-an malam aku mandi, cuci rambut trus langsung gabruk tertidur lagi. Jeff datang aku cuman melek sebentar dan tertidur lagi sampai pagi.
Kondisiku pagi ini sudah mendingan tapi masih merasa lemas dan sedikit pusing. Aku sudah sarapan 1 tangkep roti gandum dengan selai kacang, dan minum air putih banyak-banyak. Entahlah rasanya masih nggak enak aja, tapi tetep harus masuk karena kerjaan setelah Pak Roby pulang dari liburan cukup banyak yang harus dikejar dan diselesaikan.
Siang ini lebih baik aku makan siang di Basil or Mocca Blends saja. Aku menghindar dari panas terik dulu. Teman-teman banyak yang menyarankan untuk test, check up. Ide yang baik juga....nanti aku akan cari waktu untuk check up lebih lanjut. Semoga semua baik-baik saja. Sekarang aku atasi keluhan tubuh dengan makan teratur dengan jenis makanan yang sehat dan bergizi, banyak istirahat. Semoga hari ini dan esok lebih sehat dan sehat terus, Aamiin!.
Wednesday, January 4, 2012
Positive Vs Negative
Dalam kehidupan ini aku selalu berusaha untuk seimbang. Tak ku pungkiri secara manusia, kekuatan negatif selalu mendorong lebih kuat, dan dibutuhkan effort atau usaha yang tidak sedikit untuk mendorong negative energy itu menjadi positive.
Banyak hal yang bisa kita lakukan supaya energy dan kekuatan positive terus tinggal dalam diri kita. Salah satu cara yang saya lakukan adalah dengan berdoa dan membaca firman Tuhan setiap hari. Doa dan firman seperti makanan pokok dalam kehidupan saya, dimana saat saya tidak mengkonsumsinya untuk jangka waktu yang lama, maka sayapun sekarat! Sudah saya buktikan sendiri dan saat mengalaminya saya benar-benar tobbiaaattt dan nggak mau balik lagi ke phase tersebut!
Selain doa dan membaca firman Tuhan, saya juga empower diri sendiri dengan bacaan-bacaan positive, yang isinya encouragement, supportive, beatiful stories, and positive thoughts.
Dalam hal pergaulanpun seperti itu. Lebih menyenangkan apabila kita berada dalam lingkungan yang positive. Lingkungan negative itu melelahkan karena bila kita tidak ingin menjadi bagian di dalamnya maka kita harus berusaha keras untuk melawannya dan itu jujur, melelahkan. Tapi disaat kita bisa bertahan, insya allah, justru kita yang akan menularkan energy positive tersebut kepada lingkungan negative dan semoga saja ke depannya ada perubahan yang lebih baik.
Dalam hal lingkup ruang kerja, aku yang sudah lumayan sering pindah pekerjaan di masa lalu, jadi sering mengamati. Mau tidak mau lingkungan kerja kita itu komplex. Banyak sekali jenis manusia disana. Dan yang melelahkan adalah bekerja sama dengan orang-orang yang beraura negatif. Kadang bila sudah terlalu lelah dan kesal saya sering ngomel sendiri: "Kenapa siy nggak mencoba melihat segala sesuatu itu dari segi positif, langsung menghakimi???" Kemudian saya terdiam..."Lhooo kok aku sing ngomel? dadi negatif jugak???" hahahahahaha....itulah manusia.
Semalem waktu menunggu Jeff pulang kerja, kami janjian bertemu di Pejaten Village. Mall yang dalam pembangunannya menurut kami kurang bijaksana karena menyebabkan sumber kemacetan baru di sepanjang jalan Warung Buncit Raya menuju Ragunan. Kali pertama kemarin saya disana, dan sambil berjalan-jalan lihat ada toko buku Gramedia. Sempat masuk sebentar kemudian keluar lagi, memilih menunggu Jeff dulu di depan pintu masuk. Setelah bertemu Jeff, saya cerita klo ada Toko Buku Gramedia. As usual, suamiku matanya langsung berbinar-binar...dalam hatiku "Borong lagi dehhh...." Usai makan malam di Ah May yang menyajikan menu masakan khas Singapore, kami pun langsung ke Gramedia. Tanpa disadari aku menyomot 2 buku. 1 buku mengenai Mompreneur - bagaimana seorang ibu rumah tangga bisa sukses menjadi enterpreneur, dan satu lagi buku psikologi yang mempelajari tentang bahasa tubuh. Jeff as usual, langsung membeli 3 buku mengenai ekonomi, bidang yang sedang dia minati dengan sangat 3 tahun belakangan ini.
Semalam, setelah menidurkan anak-anak dan berdoa bersama, kami berdua asyik dengan buku masing-masing. Saya memilih buku psikologi yang saya baca duluan. Beberapa kali saya membaca buku itu sambil tersenyum-senyum. Banyak benarnya juga yaaaa....yaaa bahasa tubuh manusia pun bisa menunjukkan dengan cepat dan dalam hitungan detik mengenai reaksi positif ataupun negatif. Aaahhh saya jadi excited untuk segera menuntaskan buku super tebal itu. Dan aura positive untuk belajar pun semakin menggebu.
Doa saya hari ini, biarlah lebih banyak energy positive yang menguasai pikiran dan hati saya. Saya memutuskan bahwa hari ini saya ingin lebih banyak tersenyum, tertawa dan berbahagia bersama suami, anak-anak, keluarga, sahabat, teman dan orang lain yang saya tidak kenal sekalipun. Tuhan Yesus, kabulkanlah doa saya. Biarlah damai sejahtera-Mu yang melampaui segala akal tinggal dalam hati dan jiwa saya saat ini, Amin. :-)
Tuesday, January 3, 2012
2011 Year End Holiday - Beach Tour, Wonosari - Jogjakarta
Tiap kali kami ke Jogja dan aku bertanya ke anak-anak mau kemana? Jawabannya akan selalu: "Pantai!!!"
Kalau di awal tahun 2011 kami masih ingat akan kesan mendalam yang indah tentang jalan-jalan di Pantai Baron, Kukup dan Krakal di daerah Wonosari, Jogjakarta, maka kali ini kami ingin singgah ke pantai yang lain di deretan pantai selatan Wonosari.
Senin, 26 Desember 2011
Berangkat pagi dari rumah sebelum subuh ke bandara Soekarno Hatta. Papa Jeff hanya menemani sebentar karena Papa juga harus langsung berangkat ke kantor. Ya Papa masih sibuk dengan pekerjaan akhir tahunnya jadi nggak bisa berangkat bersama-sama dengan kami ke Jogja. Bonus tiket gratis hasil doorprize CWT lumayan membantu liburan kali ini, perjalanan lebih pendek dan cepat hehehehe...Dengan GA 204 akhirnya kami mendarat di Jogja pukul 08:50AM hari itu. Sepanjang perjalanan Ruth dan Jo enjoy saling becandaan, telinga Ruth sedikit sakit waktu kami diatas awan but after all she was okay.
Mendarat di Jogja, kami di jemput Oom Pinto dan langsung melesat ke Selatan ke arah pantai di Wonosari. Oom Pinto kasih usul supaya kami mengunjungi pantai Indrayanti, banyak yang rekomen bagus katanya. Baiklah...mari kesana. Jo langsung gabruk tertidur begitu menyentuk jok mobil. Maklum jam 4 pagi sudah dibangunin nggak pake mandi cuman gosok gigi dan cuci muka langsung jalan, dia pasti teler banget. Ruth yang masih betah melek. Setelah kira-kira 2,5 jam perjalanan sampailah kami di pantai Indrayanti. Bagus juga memang, apalagi katanya sudah dikelola swasta sehinga di sekitar pantai sudah ada bungalow untuk duduk-duduk dan berteduh. Kami menyewa payung pantai dan tikar seharga Rp 20,000 untuk dipakai seharian, kata Pinto mahal. Hadeuuhh...aku bilang, ok lah...wkwkwkwkwk.....
Anak-anak langsung ganti baju berenang dan nyemplung ke air di cuaca panas terik jam 11:30 siang. Hadeeuuhh.....emaknya yang duduk dibawah payung aja gosong! Sambil duduk-duduk melihat sekitar aku sempet mencicipi kuliner ndesos Wonosari yaitu bakso ndeso hihihihi...terobati sudah kangenku sama si bakso ndeso ini. Per mangkok Rp 5,000. Bakso tanpa kuah kaldu sapi cuman kaldu instant dan bulatan baksonya rasa merica saja wkwkwkwk...tpai itu justru yang ngangenin, di Jakarta kagak ada!.
Sekitar jam 1 siang aku menyarankan anak-anak untuk break makan siang. Hadeeuuhh sulit sekali mencari makan di daerah pantai Indrayanti. Akhirnya kami naik mobil dan pergi ke arah Pantai Baron. Di tengah perjalanan ketemu RM Griyo Wono, restaurant baru dan kami putuskan berhenti disitu untuk makan siang. Alamak....pelayanannya aduhai lama. Butuh 2 jam bagi kami untuk akhirnya bisa menikmati hidangan. Ruth sampai ngomel-ngomel karena sudah terlalu lapar. Cumi goreng tepung, ikan nila bakar, sambel tempe telor, cah kangkung dan trancam langsung ludes. Gak di fotoin lagi makanannya, biasa aja kok dan udah langsung tandas masuk ke dalam perut hehehe...
Selesai makan siang, anak-anak masih mau nyemplung ke air lagi jadi kami balik ke pantai Ndrini. Amboiii cantiknyaaaa!! Bener kata Wisnu, kalau ingin main di pantai, nyemplung dan mandi-mandi tanpa ada rasa was was kesamber ombak lebih baik ke Pantai Ndrini. Ruth dan Jo senang sekali bisa koleksi cangkang kerang warna warni, lihat biota laut langsung seperti rumput laut, ikan hias, bintang laut, kepiting laut, wowww...luar biasa. Pengalaman yang tak terlupakan! Waktu kami di Pantai Ndrini sedang ada pemotretan model. Wahh Ruth seneng banget ngeliatnya. Memang tempatnya tenang, nggak banyak pengunjung jadi nyaman untuk acara pemotretan.
Sekitar jam 5 sore akhirnya aku memutuskan untuk menyudahi main di pantai. Segera anak-anak mandi di kamar mandi umum yang banyak disewakan kemudian kami pulang ke Jogjakarta. Kami mampir untuk makan malam di angkringan Lek Man, sebelah stasiun Tugu. Rencana awalnya ingin ke the House of Raminten tapi duh antriannya, nggak mungkin anak-anakku akan sanggup menunggu selama itu sambil kelaparan lagi. Di angkringan kami makan nasi kucing dan ubo rampenya, waahh porsinya banyak deh. Satu bungkus sego kucing di angkringan Lek Man = 4 bungkus sego kucing Legenda Wisata hihihihi....makanya jatahku nggak aku habiskan.
Dari angkringan Lek Man kami langsung meluncur ke The Phoenix Hotel dekat Tugu. Lumayan dengan complimentary night kami cuman bayar upgrade Rp 181,000 saja untuk deluxe room balcony yang cantik. Sampai di kamar anak-anak langsung nyetel TV cari channel Indosia nonton Tutur Tinular *tepokjidat*. Mereka berdua memang gandrung banget sama serial TV satu ini. Dan akupun juga jadi ikut-ikutan nonton hihihihi....
Overall, kami semua senang hari itu. Puas main di pantai. Thanks a lot to Oom Pinto for your kind hospitality. We enjoyed our day very much! :-)
*) Anak-anak photo bareng Oom Pinto sesaat sebelum kami meninggalkan Jogjakarta melalui Bandara Adi Sutjipto. :-)
Kalau di awal tahun 2011 kami masih ingat akan kesan mendalam yang indah tentang jalan-jalan di Pantai Baron, Kukup dan Krakal di daerah Wonosari, Jogjakarta, maka kali ini kami ingin singgah ke pantai yang lain di deretan pantai selatan Wonosari.
Senin, 26 Desember 2011
Berangkat pagi dari rumah sebelum subuh ke bandara Soekarno Hatta. Papa Jeff hanya menemani sebentar karena Papa juga harus langsung berangkat ke kantor. Ya Papa masih sibuk dengan pekerjaan akhir tahunnya jadi nggak bisa berangkat bersama-sama dengan kami ke Jogja. Bonus tiket gratis hasil doorprize CWT lumayan membantu liburan kali ini, perjalanan lebih pendek dan cepat hehehehe...Dengan GA 204 akhirnya kami mendarat di Jogja pukul 08:50AM hari itu. Sepanjang perjalanan Ruth dan Jo enjoy saling becandaan, telinga Ruth sedikit sakit waktu kami diatas awan but after all she was okay.
Mendarat di Jogja, kami di jemput Oom Pinto dan langsung melesat ke Selatan ke arah pantai di Wonosari. Oom Pinto kasih usul supaya kami mengunjungi pantai Indrayanti, banyak yang rekomen bagus katanya. Baiklah...mari kesana. Jo langsung gabruk tertidur begitu menyentuk jok mobil. Maklum jam 4 pagi sudah dibangunin nggak pake mandi cuman gosok gigi dan cuci muka langsung jalan, dia pasti teler banget. Ruth yang masih betah melek. Setelah kira-kira 2,5 jam perjalanan sampailah kami di pantai Indrayanti. Bagus juga memang, apalagi katanya sudah dikelola swasta sehinga di sekitar pantai sudah ada bungalow untuk duduk-duduk dan berteduh. Kami menyewa payung pantai dan tikar seharga Rp 20,000 untuk dipakai seharian, kata Pinto mahal. Hadeuuhh...aku bilang, ok lah...wkwkwkwkwk.....
Anak-anak langsung ganti baju berenang dan nyemplung ke air di cuaca panas terik jam 11:30 siang. Hadeeuuhh.....emaknya yang duduk dibawah payung aja gosong! Sambil duduk-duduk melihat sekitar aku sempet mencicipi kuliner ndesos Wonosari yaitu bakso ndeso hihihihi...terobati sudah kangenku sama si bakso ndeso ini. Per mangkok Rp 5,000. Bakso tanpa kuah kaldu sapi cuman kaldu instant dan bulatan baksonya rasa merica saja wkwkwkwk...tpai itu justru yang ngangenin, di Jakarta kagak ada!.
Sekitar jam 1 siang aku menyarankan anak-anak untuk break makan siang. Hadeeuuhh sulit sekali mencari makan di daerah pantai Indrayanti. Akhirnya kami naik mobil dan pergi ke arah Pantai Baron. Di tengah perjalanan ketemu RM Griyo Wono, restaurant baru dan kami putuskan berhenti disitu untuk makan siang. Alamak....pelayanannya aduhai lama. Butuh 2 jam bagi kami untuk akhirnya bisa menikmati hidangan. Ruth sampai ngomel-ngomel karena sudah terlalu lapar. Cumi goreng tepung, ikan nila bakar, sambel tempe telor, cah kangkung dan trancam langsung ludes. Gak di fotoin lagi makanannya, biasa aja kok dan udah langsung tandas masuk ke dalam perut hehehe...
Selesai makan siang, anak-anak masih mau nyemplung ke air lagi jadi kami balik ke pantai Ndrini. Amboiii cantiknyaaaa!! Bener kata Wisnu, kalau ingin main di pantai, nyemplung dan mandi-mandi tanpa ada rasa was was kesamber ombak lebih baik ke Pantai Ndrini. Ruth dan Jo senang sekali bisa koleksi cangkang kerang warna warni, lihat biota laut langsung seperti rumput laut, ikan hias, bintang laut, kepiting laut, wowww...luar biasa. Pengalaman yang tak terlupakan! Waktu kami di Pantai Ndrini sedang ada pemotretan model. Wahh Ruth seneng banget ngeliatnya. Memang tempatnya tenang, nggak banyak pengunjung jadi nyaman untuk acara pemotretan.
Sekitar jam 5 sore akhirnya aku memutuskan untuk menyudahi main di pantai. Segera anak-anak mandi di kamar mandi umum yang banyak disewakan kemudian kami pulang ke Jogjakarta. Kami mampir untuk makan malam di angkringan Lek Man, sebelah stasiun Tugu. Rencana awalnya ingin ke the House of Raminten tapi duh antriannya, nggak mungkin anak-anakku akan sanggup menunggu selama itu sambil kelaparan lagi. Di angkringan kami makan nasi kucing dan ubo rampenya, waahh porsinya banyak deh. Satu bungkus sego kucing di angkringan Lek Man = 4 bungkus sego kucing Legenda Wisata hihihihi....makanya jatahku nggak aku habiskan.
Dari angkringan Lek Man kami langsung meluncur ke The Phoenix Hotel dekat Tugu. Lumayan dengan complimentary night kami cuman bayar upgrade Rp 181,000 saja untuk deluxe room balcony yang cantik. Sampai di kamar anak-anak langsung nyetel TV cari channel Indosia nonton Tutur Tinular *tepokjidat*. Mereka berdua memang gandrung banget sama serial TV satu ini. Dan akupun juga jadi ikut-ikutan nonton hihihihi....
Overall, kami semua senang hari itu. Puas main di pantai. Thanks a lot to Oom Pinto for your kind hospitality. We enjoyed our day very much! :-)
*) Anak-anak photo bareng Oom Pinto sesaat sebelum kami meninggalkan Jogjakarta melalui Bandara Adi Sutjipto. :-)
Christmas 2011
Tak banyak hal istimewa yang kami lakukan di hari Natal 2011 ini. Yang sibuk kebanyakan anak-anak dengan acara Natal Sekolah Minggu dan juga keikutsertaan mereka dalam Caroling. Tema pakaian yang dikenakan anak-anak untuk Natal Sekolah Minggu tahun ini, kotak-kotak! Yups, semenjak tiap ada acara Natal di sekolah dan sekolah minggu selalu ada dress code, akhirnya ortu memilih menunggu pengumuman dress code untuk membelikan baju Natal hihihihihi....
Caroling GKI Kotawisata tahun ini melibatkan anak-anak sekolah minggu untuk berpartisipasi dalam pelayanan kepada lansia. Ruth dan Jo mendapatkan jadwal hari Minggu, 18 Desember mengunjungi Oma Yanti di Kyoto, Kotawisata. Oma Yanti sudah terbaring sakit sejak bulan April tahun lalu. Dan pada saat kami kesana sungguh kami bersuka cita karena Oma Yanti memberikan respond yang baik. Aku bersyukur bisa mendorong anak-anakku dan mendampingi mereka dalam pelayanan Caroling kali ini. Aku ingin mendidik dan mengajarkan kepada mereka mengenai arti pelayanan terhadap sesama sejak dini, dan Puji Tuhan kesempatan itu telah diberikan dan kami respon dengan baik :-)
No serious christmas baking! *dezzziiigggg* pergi belanjanya siy serius. Ngabur ke Blossom Kotawisata beli ini itu habis Rp 300,000-an lebih tapi tetep kagak dibikin. Entahlah menjelang Natal badanku drop, batuk pilek sungguh mengganggu! Akhirnya badan lemah dan jadi males baking. Yang aku paksain untuk baking cuman bikin satu jenis kue, Honey Cinnamon Nuts Bars. Itu kue kesukaan seluruh keluarga Judojono waktu aku masih gadis di Salatiga. Aku mendapatkan resep itu dari Mrs. Penny Schram, seorang Librarian di CJIMS (Central Java Intermission School) yang sejak beberapa tahun yang lalu berubah namanya menjadi Mountain View Christian International School.
Puji Tuhan, my parents, my brothers and my sister inlaws semua suka dengan kue madu buatanku. Mbak Vitri minta resepnya dan aku share resep simple bin cepet tanpa mixer yang yummy itu hihihihihi....
Kami sekeluarga + Oma Vien, mengikuti ibadah malam natal GKI Kotawisata di Athena Hall Legenda Wisata. Anak-anak lumayan gelisah dan tak bisa duduk tenang mengikuti acara ibadah Natal yang berlangsung 2 jam lebih. Begitu selesai ibadahnya jadi mau ketawa sendiri, mereka semua menarik nafas legaaa hahahahaha.....Jo apalagi, sudah nggak sabar untuk seger pulang dan membuka kado natalnya hihihihihi...
Ibadah Natal hari Minggu tanggal 25 Desember, hanya aku dan Jeff yang menghadirinya di GKI Kotawisata. Oma dan anak-anak masih pada ngantuk hihihihi.....habis dari gereja kami tidak pergi kemana-mana. Aku masak di rumah, bikin spaghetti dan jamur goreng + tumis jamur. Malamnya baru kami makan malam bersama di RM Betawi di Kotawisata. Oom Ai sudah datang dan gabung dengan kami.
Simple, but we enjoyed our family togetherness :-)
Our Christmas Letter 2011
Cibubur, 23 December 2011
It has been years I don’t write a Christmas Letter anymore. It’s not common in Indonesia to write a Christmas Letter to friends and relatives. We usually just sending Christmas cards, or now even just a Christmas Greetings thru text or blackberry message :-(
This year I want to start writing a Christmas Letter again. Many things have happened during the year 2011, and we counted them as great blessings and fruitful experiences that have enriched our lives to grow in faith of Jesus Christ.
We started the year 2011 with a wedding of my lovely cousin, Otty, in Salatiga, my hometown. We had a lovely family reunion there, and for the first time in life, we had Judojono Family Picture. That was really something! :-) We continued the holiday to Jogjakarta and met up with the Hermawans and Pinto, our best friends. We spent wonderful time together in Baron and Kukup Beach, Wonosari, Jogjakarta.
In March, we had special guests from North Carolina, Herman and Ros Weits! We’re so happy to meet them again after their last visit to Indonesia in 2005. So great to see Herman and Ros after 6 years, they don’t change at all. Herman and Ros spent one night in our home and we had a great time together, it was a lovely reunion and my kids love them! We hope and pray, one day we will see them again.
The first big highlight in 2011 is moving house! Yes, we have moved to Legenda Wisata since 30 April 2011. Legenda Wisata is still located in Cibubur area, it isn’t too far from our previous house in Taman Kenari Nusantara. The reason we bought this house because the house is located nearer to Ruth and Jonathan’ school. Only 5 minutes driving and still in the same complex. The traffic in Cibubur is getting worst every day, and it’s painful for our children to travel 40 – 50 mins to school every day to reach only 5km distance. We are happy in our new home. Ruth and Jonathan now have more energy for school. They don’t need to rush in the morning anymore, being ready by 6AM to go to school. Our neighbor in Taman Kenari Nusantara rented our house. So, everything has been settled and all works well according to God’s time. We’re so thankful for it!
The second highlight in 2011 is Jeffry finally finished his master degree in Economic Management. It’s interesting to see Jeff has a big interest in economic since 2 years ago as his background is telecommunication. As many things going on at the same time last year, he had to postponed his CFA and might switch to FRM starting next year, and continue to pursue his doctoral degree, also in economics. He still works for AXIS, a telecommunication provider.
We spent 3 nights in Singapore during the school holiday in end of June. It was a sudden holiday trip to Singapore, we joined Jeffry who had to attend the CommunicAsia. It was our second visit to Singapore, our first visit was in 2009. On the day of arrival, we tried MRT straight from the airport to the bust station where we met Agnes, my high school’s friend. We stopped by at her apartment for some refreshments then she took us on double decker bus ride to DHL Office in Park View Square, Bugis. What a lovely office building, but DHL Singapore has moved out from that beautiful expensive building since 1st October. I met my best friends in DHL Singapore, Titus and Binny Matthew. The next day we went to Singapore Zoo, as it was our 2nd visit to Singapore Zoo we didn’t go around the zoo anymore, we went straight to the kids’ zone. My children had wonderful time playing in the water park. The next day was Sentosa Island. We bought ticket to watch the laser light show in the evening. We just love the spectacular laser show! On the way back to down town Singapore, we had an unforgettable experience. We got lost! After the last MRT stop, we took the wrong bus. It was dark, and we were tired after a full day at the beach. Finally after the last stop at Bedok Station, we decided to take a taxi to our hotel in Novena. We got in the hotel almost 11pm. The kids were so tired, Jonathan was already asleep so Jeff had to carry him all the way. It was really a memorable one! On our last day in Singapore, Binny Matthe and his wife stopped by at the hotel, it was very nice of them. And after checked out from the hotel, we went to Bedok to meet Agnes and Ari. Our time was tight but we had a wonderful time together before rushing back to the airport to catch our flight.
The new school year started in the mid of July. Ruth is in 3rd grade, and Jonathan started his new experience in life in Elementary School, 1st grade. They go to the same school, III Ketapang Christian School in Legenda Wisata. Ruth and Jonathan love their new classes, friends, and teachers. Ruth’s teacher in 3rd grade is Mr. Ferry Lubis, and Jonathan’s teacher in 1st grade is Ms. Mijil. And this year they also have private teacher at home, Ms. Sarah. Sarah is my church friend’s niece. She is a student of University of Indonesia who wants to learn to work to earn some money for her school fees. At the same time, Ruth needs more attention in study as starting the 3rd grade the school materials is getting more complicated. I love Sarah, she is a young smart, loving, and caring girl. Ruth and Jonathan also love her. They study with Sarah 3 times a week at home after school.
Ruth still continues her piano lesson with Ms. Naomi. Thanks to Akung (grandpa) that Ruth has a little keyboard that can support her in piano lesson. The real piano should wait some more times, hopefully by next year. Jonathan plays pianica in church ensamble group, he gets grumphy sometimes when he had to learn to read the notes, but the big sister always a big help and great supporter to him. :-))
During the Eid Fitri Holiday, we got a visit from my parents. We visited my moslem relatives on Eid Fitri. It was nice to have another family reunion. I cooked ketupat, chicken opor, and sambal goreng at home. Our dining table was also in joy to celebrate Eid Fitri with our Moslem friends and relatives.
The third big highlight in 2011 is I finally left DHL for Darya Varia Laboratoria (DVL), a pharmaceutical company. I left DHL after working for 9 years 5 months and 11 days. It was not an easy decision. I love my former boss, my colleagues, and best friends I have met, but again, the traffic was the main reason to look for another opportunity closer to home. I spent 3 -4 hours every day on the road to travel from home to DHL Office in Pancoran. I have been praying for 5 years, and finally God has answered my prayer with DVL. DVL is located in the corner of South Jakarta, the traffic is much better compare to down town Jakarta. Only 1.5 hours to spend on the road every day, half of travel time to DHL.
Last Saturday, my aunt, Siti Murtiyah Soedarsohadi, passed away. She’s my father’s eldest sister whom married the 1st Javanese Mennonite Pastor in Indonesia, Soedarsohadi. Uncle Soedarsohadi passed away 11 years ago, 2 years after I returned from IVEP in the US. I was introduced to Mennonite beliefs thru my uncle and aunty Soedarsohadi. Being told by my parents that when I was born they wanted to adopt me as they didn’t have a daughter, no wonder I spent lots of time with them during my childhood as they always asked to have me during the school holiday. My aunt Siti was the first person who talked to me about IVEP when I was in high school.
Many lessons coming from people in our lives. A month ago I went surfing in the internet and found Shirley Showalter’s in LinkedIn. I added her, and how wonderful to know that we reconnected again thru cyber world. I went to her blogs and how grateful I am as her writings have touched my life and giving me a new side of world.
Christmas 2011 is in the corner, in this blessed and holy season let us light the candles of hope, faith, peace, and keep the spirit of Christmas shining. May joy of Christmas be with you and your love ones.
“Merry Christmas and Prosperous New Year 2012!”
In Jesus’ name,
Dewi, Jeffry, Ruth & Jonathan Joris
It has been years I don’t write a Christmas Letter anymore. It’s not common in Indonesia to write a Christmas Letter to friends and relatives. We usually just sending Christmas cards, or now even just a Christmas Greetings thru text or blackberry message :-(
This year I want to start writing a Christmas Letter again. Many things have happened during the year 2011, and we counted them as great blessings and fruitful experiences that have enriched our lives to grow in faith of Jesus Christ.
We started the year 2011 with a wedding of my lovely cousin, Otty, in Salatiga, my hometown. We had a lovely family reunion there, and for the first time in life, we had Judojono Family Picture. That was really something! :-) We continued the holiday to Jogjakarta and met up with the Hermawans and Pinto, our best friends. We spent wonderful time together in Baron and Kukup Beach, Wonosari, Jogjakarta.
In March, we had special guests from North Carolina, Herman and Ros Weits! We’re so happy to meet them again after their last visit to Indonesia in 2005. So great to see Herman and Ros after 6 years, they don’t change at all. Herman and Ros spent one night in our home and we had a great time together, it was a lovely reunion and my kids love them! We hope and pray, one day we will see them again.
The first big highlight in 2011 is moving house! Yes, we have moved to Legenda Wisata since 30 April 2011. Legenda Wisata is still located in Cibubur area, it isn’t too far from our previous house in Taman Kenari Nusantara. The reason we bought this house because the house is located nearer to Ruth and Jonathan’ school. Only 5 minutes driving and still in the same complex. The traffic in Cibubur is getting worst every day, and it’s painful for our children to travel 40 – 50 mins to school every day to reach only 5km distance. We are happy in our new home. Ruth and Jonathan now have more energy for school. They don’t need to rush in the morning anymore, being ready by 6AM to go to school. Our neighbor in Taman Kenari Nusantara rented our house. So, everything has been settled and all works well according to God’s time. We’re so thankful for it!
The second highlight in 2011 is Jeffry finally finished his master degree in Economic Management. It’s interesting to see Jeff has a big interest in economic since 2 years ago as his background is telecommunication. As many things going on at the same time last year, he had to postponed his CFA and might switch to FRM starting next year, and continue to pursue his doctoral degree, also in economics. He still works for AXIS, a telecommunication provider.
We spent 3 nights in Singapore during the school holiday in end of June. It was a sudden holiday trip to Singapore, we joined Jeffry who had to attend the CommunicAsia. It was our second visit to Singapore, our first visit was in 2009. On the day of arrival, we tried MRT straight from the airport to the bust station where we met Agnes, my high school’s friend. We stopped by at her apartment for some refreshments then she took us on double decker bus ride to DHL Office in Park View Square, Bugis. What a lovely office building, but DHL Singapore has moved out from that beautiful expensive building since 1st October. I met my best friends in DHL Singapore, Titus and Binny Matthew. The next day we went to Singapore Zoo, as it was our 2nd visit to Singapore Zoo we didn’t go around the zoo anymore, we went straight to the kids’ zone. My children had wonderful time playing in the water park. The next day was Sentosa Island. We bought ticket to watch the laser light show in the evening. We just love the spectacular laser show! On the way back to down town Singapore, we had an unforgettable experience. We got lost! After the last MRT stop, we took the wrong bus. It was dark, and we were tired after a full day at the beach. Finally after the last stop at Bedok Station, we decided to take a taxi to our hotel in Novena. We got in the hotel almost 11pm. The kids were so tired, Jonathan was already asleep so Jeff had to carry him all the way. It was really a memorable one! On our last day in Singapore, Binny Matthe and his wife stopped by at the hotel, it was very nice of them. And after checked out from the hotel, we went to Bedok to meet Agnes and Ari. Our time was tight but we had a wonderful time together before rushing back to the airport to catch our flight.
The new school year started in the mid of July. Ruth is in 3rd grade, and Jonathan started his new experience in life in Elementary School, 1st grade. They go to the same school, III Ketapang Christian School in Legenda Wisata. Ruth and Jonathan love their new classes, friends, and teachers. Ruth’s teacher in 3rd grade is Mr. Ferry Lubis, and Jonathan’s teacher in 1st grade is Ms. Mijil. And this year they also have private teacher at home, Ms. Sarah. Sarah is my church friend’s niece. She is a student of University of Indonesia who wants to learn to work to earn some money for her school fees. At the same time, Ruth needs more attention in study as starting the 3rd grade the school materials is getting more complicated. I love Sarah, she is a young smart, loving, and caring girl. Ruth and Jonathan also love her. They study with Sarah 3 times a week at home after school.
Ruth still continues her piano lesson with Ms. Naomi. Thanks to Akung (grandpa) that Ruth has a little keyboard that can support her in piano lesson. The real piano should wait some more times, hopefully by next year. Jonathan plays pianica in church ensamble group, he gets grumphy sometimes when he had to learn to read the notes, but the big sister always a big help and great supporter to him. :-))
During the Eid Fitri Holiday, we got a visit from my parents. We visited my moslem relatives on Eid Fitri. It was nice to have another family reunion. I cooked ketupat, chicken opor, and sambal goreng at home. Our dining table was also in joy to celebrate Eid Fitri with our Moslem friends and relatives.
The third big highlight in 2011 is I finally left DHL for Darya Varia Laboratoria (DVL), a pharmaceutical company. I left DHL after working for 9 years 5 months and 11 days. It was not an easy decision. I love my former boss, my colleagues, and best friends I have met, but again, the traffic was the main reason to look for another opportunity closer to home. I spent 3 -4 hours every day on the road to travel from home to DHL Office in Pancoran. I have been praying for 5 years, and finally God has answered my prayer with DVL. DVL is located in the corner of South Jakarta, the traffic is much better compare to down town Jakarta. Only 1.5 hours to spend on the road every day, half of travel time to DHL.
Last Saturday, my aunt, Siti Murtiyah Soedarsohadi, passed away. She’s my father’s eldest sister whom married the 1st Javanese Mennonite Pastor in Indonesia, Soedarsohadi. Uncle Soedarsohadi passed away 11 years ago, 2 years after I returned from IVEP in the US. I was introduced to Mennonite beliefs thru my uncle and aunty Soedarsohadi. Being told by my parents that when I was born they wanted to adopt me as they didn’t have a daughter, no wonder I spent lots of time with them during my childhood as they always asked to have me during the school holiday. My aunt Siti was the first person who talked to me about IVEP when I was in high school.
Many lessons coming from people in our lives. A month ago I went surfing in the internet and found Shirley Showalter’s in LinkedIn. I added her, and how wonderful to know that we reconnected again thru cyber world. I went to her blogs and how grateful I am as her writings have touched my life and giving me a new side of world.
Christmas 2011 is in the corner, in this blessed and holy season let us light the candles of hope, faith, peace, and keep the spirit of Christmas shining. May joy of Christmas be with you and your love ones.
“Merry Christmas and Prosperous New Year 2012!”
In Jesus’ name,
Dewi, Jeffry, Ruth & Jonathan Joris
Subscribe to:
Posts (Atom)