Thursday, July 12, 2012

Liburan ke Bali, 23 - 29 Juni 2012 (Day - 6)

Kamis, 28 Juni 2012 - hari ke-6 kami berada di Bali

Hari ke-6 bisa dibilang hari terakhir kami keliling Bali. Dan di hari terakhir keliling Bali ini kami isi dengan acara puncak khusus untuk entertain Ruth dan Jo ke Waterboom Bali di Kuta, dilanjutkan ke Uluwatu untuk melihat pertunjukan fire dance - sendra tari kecak Ramayana, dan ditutup dengan makan malam di Jimbaran.

Hari ini kami harus bangun pagi karena Pak Dewa dan Pak Supri menjemput kami jam 9 pagi. Ke Waterboom kalau kesiangan bisa too crawded, makanya pagi-pagi kami sudah jalan. Sekitar jam 9:30 kami sudah sampai di Waterboom Bali, Kuta. Masih agak sepi...cuman kok isinya putih semua, kita item sendiri lagi hahahahaha....harga ticket kami gak tau berapa karena sudah termasuk paket tour. Sampai di dalam kami harus sewa sendiri locker dan juga handuk. Sistem disana adalah kita harus deposit uang dulu. Paling aman kalau mau banyak yang dibelanjakan deposit langsung Rp 500,000 saja karena semua serba mahal gila disini. Semua tempat untuk beli makanan sewa locker dsb tidak menerima uang cash. Semua systemnya deduct dari deposit kita yang bisa di cek dari gelang yang mempunyai barcode kita.

Locker kami ambil yang family karena ada 2 tas dan harganya Rp 35,000. Kemudian untuk handuk per handuk Rp 10,000 tetapi uang jaminan handuknya per handuk Rp 62,000. Jadi total bayar di muka per handuk Rp 72,000. Nah kalau handuknya kembali dengan selamat maka yang Rp 62,000 akan di refund lagi ke account kita dan di akhir bermain di Waterboom kita bisa ambil lagi uang refundnya di loket depan saat keluar dari Waterboom. Akan ada locket khusus Refund disana.

Waterboom Bali tempatnya cukup luas dan bagus, bersih. Anak-anakku langsung heboh. Kami mencoba beberapa permainan seru, cuman malesnya ya itu makin siang makin rame dan padat, antrian makin panjang. Makanya lebih banyak setelah mencoba beberapa ride yang seru, aku arahkan anak-anak ke Kiddies' playground saja. Dan mereka pun happy disana. Saat makan siang karena lapar kami beli beberapa makanan disana. Harganya, hadeuuhh...yang gila ya harga minuman. Aqua aja Rp 29,000 untuk ukuran 500ml. Gila kali yeee...tapi ya sutralah memang itu caranya mereka nyari duit dari tempat ini. Selesai makan siang, Jeff udah pusing kepanasan dan memilih keluar dari Waterboom ngadem di Kuta Discovery Mall yang bersebrangan dengan Waterboom. Aku masih terus menemani anak-anak bermain sampai jam 14:00. Waktu aku tanya, puas nggak? namanya anak-anak yaa....jawabannya, kurang....kurang lama. Deziiiggg! udah gosong pun gituh hahahahaha....next time kita main lagi ke Waterboom ya nak, kita ulang lagi ke PIK atau yang di TMII aja kita blum kesono tuh hihihihihi....

Kami gak banyak berfoto sendiri di tempat ini karena judulnya lebih banyak main. Disana banyak sekali tukang foto yang motretin kita dalam berbagai pose. Mereka siap dengan kamera anti air. Kita boleh tebus foto-foto tersebut dengan bayaran yang gak murah. Untuk menebus the whole photos taken by them, harga paketnya Rp 700,000. Dapet CD photo + 3 cetak foto terbaik pilihan kita ukuran 12R. Kalau mau tebus 1 cetakan foto uk 12R harganya @ Rp 150,000. Aku memutuskan ambil paket 3 foto 6R dengan harga Rp 325,000. Foto lain aku ambil pake BB saat aku sudah memutuskan untuk gak naik rie lagi jadi cuman motoin anak-anak aja.

Ruth dan Jo di kiddies' playground

The kiddie's playground at Waterboom Bali

Ruth sedang meluncuuurrr....

Gaya Jonathan meluncur hahahahahaha....

Happy faces :-)

Ambil ban buat main di rides :-)

Dari Waterboom di Kuta yang masuk ke dalam wilayah Kabupaten Badung, kami melanjutkan perjalanan menuju ke Uluwatu di daerah Pecatu, Kuta Selatan yang masih masuk dalam wilayah Kabupaten Badung. Sekitar 1 jam perjalanan menuju Uluwatu. Daerah yang gersang...kebanyakan hanya semak belukar yang tumbuh disini. Namun di beberapa tempat banyak terdapat villa-villa yang terpencil termasuk wilayah Dreamland yang sedang dibangun oleh Tommy Soeharto untuk nantinya menjadi tujuan wisata yang ramai dengan fasilitas yang lengkap mulai dari Hotel berbintang 5 maupun villa-villa, waterboom, tempat shopping dan lapangan golf. Ya semoga saja apa yang dibangun disana bisa membantu masyarakat sekitar untuk meningkatkan perekonomiannya.

Karena daerah Ulutwatu yang kering kerontang, no wonder kera-keranya galak dan rakus. Pak Dewa cerita sering kera-kera ini kalau sudah kelaparan mereka akan merampok toko-toko penduduk di kompleks Pura Uluwatu. Pak Dewa wanti-wanti supaya kami melepas kacamata, nggak pake perhiasa ataupun sendal dengan warna-warna mencolok, stay away from the monkeys dll...dan memang, waktu kami disana, ada seekor kera yang mencuri sendal merah anak kecil. Anak kecilnya nangis jejeritan ketakutan dan ibunya marah-marah mengejar kera tersebut dengan mengacungkan tongkat. Trus ada lagi kera yang ngamuk karena kelaparan gubrak-gubrak mobil yang isinya orang sedang makan. Alamak....better keep us save ajah di lingkungan situ ya.

Di pelataran parkir Uluwatu ada penjual sate babi. Info dari Pak Dewa, sate babinya enak waahhh aku dan Jeff langsung dong melirik dan lari kesana hihihih....alamak, enak lho, murah lagi. Seporsi isinya 10 tusuk sate babi (emang kecil siy dagingnya) + ketupat cuman Rp 10,000. Karena ada pedas2 nya anak-anak gak mau nyobain, takut kepedesan. Sayang kurang saus kacang, klo ditambah saus kacang sepertinya lebih mak nyus lagi deh...menurut Pak Dewa, mengapa harganya murah karena biasanya yang beli disini adalah para tour guide dan sopir-sopir. Ehm....pengen deh mengulang makan sate babi ini lagi klo one day balik ke Uluwatu. Worth to try!

Tumpukan sate babi berbumbu yang siap dibakar, slluuurrrpppppp!

Temen makan sate babi, klo kurang pedes, tambahin aja ulekan cabe rawit merah + garem, sekseh banget ya ulekan cabe merahnya, huehehehehehehe

Bakaran sate babi pesanan kami, uhuyyy!!

Porsian 10 tusuk sate babi + ketupat


Tanpa ketupat, harga sama sajah...cabenya sekseh benerrrr....

Bapak penjual sate babi di Uluwatu, baru buka langsung diserbu para pelanggan

View karang di Uluwatu memang cantik sekali. Kebetulan cuaca lebih cerah daripada saat kami di Tanah Lot, langit dan laut yang membiru berpadu cantik luar biasa. Aku terus menerus berdecak kagum!

Blue sky and sea...amazing!

Thanks Jesus that we're here together as a family :-)

The rocks and the sea....

So thankful to enjoy the moment with my precious jewels

Us and the breathaking views of Uluwatu - love it so much!

Kami tak mau berlama-lama mengagumi keindahan panorama Uluwatu karena harus segera bergegas ke tempat penampilan sendratari Kecak Ramayana. Masih sekitar 45 menit lagi baru mulai tapi kami lihat kerumunan manusia berduyun-duyun menuju kesana jadi kami segera bergegas saja. Dan benar saja, tempat duduk mulai penuh dan begitu kami duduk dapet spot yang lumayan enak, dalam hitungan menit selanjutnya para turis asing maupun lokal terus berdatangan dan berjubel memenuhi seluruh tempat duduk.


Penonton full!....sebelah Ruth itu si cantik embak turis Jepang hehehehehe

Hi Papa, cheers!!! :-)

Sunset di Uluwatu


Ada satu kejadian yang membuatku muak saat seseorang datang dan berkata kepada petugas disitu bahwa dia butuh 7 seats berjejeran untuk rombongan seorang Jendral. Aku langsung memalingkan wajahku ke orang tersebut. Maksud loe Pak??!!! Mau jendral kek, apaan kek, kami semua disini punya hak yang sama. Kami sudah bayar dan tempat ini gak pake seat reservation jadi tolong ya...urus sendiri, udah dateng mepet, mau ngusir. Semua turis baik asing maupun lokal yang sudah lebih dulu duduk tak peduli dengan kata-kata Bapak ini dan petugas pun tak berani mengusir kami yang sudah duluan duduk. Akhirnya mepet ke jam 6 romongan yang katanya terdiri dari Jendral itu pun datang, dan mau tak mau mereka duduk di tempat seadanya. Berani ngusir turis, kita foto dan kita masukin ke sosmed ya!

Ternyata aliran turis terus menerus datang dengan tidak terkendali. Aku agak menyesalkan para pengurus local yang tidak mau membatasi jumlah penjualan ticket. Kalau sudah berjubel seperti ini rasanya kurang nyaman. Memang siy, pertunjukan fire dance Kecak Ramayana yang dilakukan oleh para penari lokal di tempat ini memang terkenal paling bagus, apalagi tempatnya langsung facing the sea, sekalian bisa langsung liat sunset, cuman klo gak diatur dengan baik jadi kurang nyaman.

Pementasan sendratari kecak Ramayana menjelas sunset di Uluwatu - beautiful, recommended!

Matahari semakin condong dan temaram....

Jubelan penonton terus bertambah di muka panggung, kalau  normal sebetulnya area ini kosong tapi kemarin jadinya umpel-umpelan, jarak antara penari dan penonton terlalu dekat

Pementasan sendratari Kecak Ramayana itu sendiri berjalan dengan mulus dan aku sangat kagum dengan penari yang begitu lues, ekspresif...dan anak-anakku sendiri komen, itu yang ngomong cak kecak kecak kecak...apa nggak capek ya Ma? sejam ngomong gitu terus? hihihihihi....udah terlatih kali ya Nak. Ruth dan Jo sangat menikmati pementatasan fire dance begitupun aku dan Jeff. Jeff yang kemarin itu sudah kedua kalinya nonton, bilang klo dia nggak bosan sama sekali. Bahkan menurut Jeff selalu ada hal yang baru. Menurut Jeff, pementasan sendratari Kecak Ramayana kemarin lebih rilex dan penarinya lebih interaktif sama penonton, diselipin dagelan, greetings lucu ke para turis dengan beberapa bahasa asing yang mereka kuasai. Very nice!!

Rama & Shinta

Shinta & Laksmana

Shinta dikejar oleh Rahwana

Hanoman yang sangat luwe berinteraksi dengan penonton dan jadi icon selama acara berlangsung

Hanoman, Shinta dan adik perempuan Rahwana yang baik hati

Ini temennya Rahwana, duh liat fotonya miringin dulu kepalanya ya hahahaha....nggak ngerti kumat lagi nggak bisa di atur jadi landscape. Anyway tokoh ini kocak sekali, interaksi ke penonton luar biasa. Ruth dan Jo sampai tertawa terbahak-bahak dengan leluconnya

Api mulai dinyalakan

Hanoman nginjak-nginjak bara api tanpa terbakar sedikitpun

Pertarungan terakhir Rahwana dan Hanoman

Hanoman berhasil mengalahkan Rahwana dan  memenggal kepalanya - The End

Hanoman jadi icon malam itu, usai pertunjukan banyak yang berebut foto bareng, gak bisa foto bertiga sendiri ya udah nempel sama siapa aja lah...yang penting nempel sama Hanoman hihihihi...tuh turis Jepang dibelakang Ruth dan Jo aja nggak mau kalah :-)

Matahari sudah tenggelam dan hari mulai gelap saat pementasan sendratari Kecak Ramayana berakhir. Perut kami pun sudah keroncongan. Tujuan makan malam terakhir di Bali hari itu adalah Jimbaran. Aku dan Jeff sudah pernah dinner di Jimbaran sebelumnya, memang selalu okay dan tidak pernah membosankan. Akan menjadi suatu pengalaman baru yang menarik untuk Ruth dan Jo makan malam di atas pasir dan dipinggir laut saat malam hari. Jimbaran adalah gugusan pantai pasir putih di wilayah Kuta, Kabupaten Badung, dan terletak tak jauh dari Bandara Ngurah Rai. Jonathan dan Ruth sempat melihat pesawat yang lalu lalang dengan lampu pesawatnya yang berkelip-kelip di kejauhan, lovely!

Dinner at Jimbaran

Wajah lapar dan lelah yang tetap ceria hihihihi....

Yaayyy minuman dan makanan kita mulai berdatangan. Ehhh ada Pak Dewa! Yup...itu yang dibelakang Papa Epi, guide kita yang baik hati dan periang, namanya Pak Dewa Brata :-)

Pose di pinggir pantai, gelap-gelapan....hihihihi.....

Banyak penjual jagung bakar di sepanjang pinggiran pantai Jimbaran ini

Kami makan malam di Bali Cafe 21 dan kembali mendapatkan set menu yang dibuka dengan soup ayam jagung kemudian main menu nya nasi, sayur cah kangkung polos dan sea food yang dibakar. Ada ikan, udang, cumi dan kerang. Dessertnya buah dan es kelapa muda yang disajikan dalam bentuk buah kelapanya. Disana juga disajikan tarian Bali untuk menghiburng pengunjung yang datang untuk bersantap malam.

Penari Bali di Bali Cafe 21 - Jimbaran

What a lovely evening to close the whole experiences we had so far in Bali. Usai makan malam sudah larut sekitar pukul 21:00 dan kami harus segera kembali ke Sanur untuk beristirahat. Aaahhh....sungguh berat rasanya menyadari bahwa itu adalah malam terakhir kami di Pulau Dewata Bali. Berat rasanya untuk berpisah dengan Pulau indah yang menyimpan banyak kekayaan budaya, tradisi dan alamnya yang indah.

No comments:

Post a Comment