Sabtu, 24 Maret 2012
Hari terakhir di Bandung!
Pagi ini semua harus bangun pagi. Aku terbangun oleh alarm jam 6 pagi dan langsung meloncat dari tempat tidur ke kamar mandi. Usai mandi, Jonathan menyusul. Dia tampak segar dan tertawa-tawa riang. Tidur 12 jam sungguh re-charging his energy! hahahahaha....Jonathan langsung menyusul mandi, Kak Ruth yang masih tertidur pulas aku kasih jeda waktu sebentar sampai Jonathan dan Papanya selesai mandi baru Ruth aku bangungkan untuk mandi dan bersiap-siap juga. Semalam Ruth tidur larut, jadi toleransi dikit untuk dibangunkan terakhir hehehehe...
Usai mandi kami langsung sarapan sekitar pukul 7. Sarapan kami ini anak-anak makan cukup banyak, karena memang makanan di hotel enak. Cuman karena sudah kenyang, Ruth dan Jo memilih skip dessert, mereka tidak tergiur lagi dengan ice cream yang ditawarkan gratis dalam paket breakfast. Selesai makan kami langsung beberes cepat dan jam 8 pagi check out dari hotel. Proses check out berjalan cepat dan mulus sajah.
Dari Sheraton Hotels & Towers kami trus menuju ke aras Setiabudi, Lembang...sasarannya adalah Ciater. Sempat melewati Rumah Sosis tapi kemudian diputuskan untuk tidak mampir. Lain kali saja kalau main lagi ke Bandung, we will make sure untuk mampir Rumah Sosis. Perjalanan sempat tersendat beberapa kali karena ramainya lalu lintas jalan menuju Lembang yang dipenuhi oleh mobil-mobil ber plat nomor B dan F termasuk kami salah satunya hahahahaha... Jujur...baru kali kemarin itu lho aku tune in sama yang namanya Lembang. Dulu pernah siy lewat waktu masih SMA dan study tour ke Tangkuban Perahu. Namun karena di bis ya nggak ngeh kali ya, beda sama naik mobil kecil begini. Aku sempat lihat beberapa spot yang kedepannya boleh juga dicoba untuk menginap disana.
Dari Lembang kami memutuskan mampir ke Tangkuban Perahu Dulu. Woowww jalan menuju ke Tangkuban Perahu cantik sekali. Banyak pohon pinus di kanan dan kiri jalan, langit membiru...aihh....refreshing my soul indeed! BEgitu sampai di pintu masuk Tangkuban Perahu, antrian sudah kayak uler...alamaakkk....tapi mencoba bersabar aja di antrian, semua demi anak-anak biar lihat wisata alam.
Tiket masuk ke Tangkuban Perahu untuk wisatawan domestik @ Rp 13,000 dan ticket masuk untuk mobil Rp 10,000
Sampai di atas alamak ramainya minta ampun...isinya manusia semua, cari parkir pun susah. Duh jadi gak terlalu enjoy deh...anak-anakpun tampak malas karena jalan aja susah dipepet mobil dan manusia kanan kiri hihihihi...
Akhirnya kami ajak mereka mengintip ke bagian kawah sebentar, trus Jo ngajak naik ke bagian tebing batu, setelah itu kami beli strawbery, topi bulu dan angklung to cheer them up hihihihi....They love the hat! Jo aja yang jual mahal gak mau di foto hehehehe...
Susahnya di Tangkuban Perahu nggak ada toilet yang bersih dan baik, aku yang nahan pipis dari Lembang mpe merana. Kami segera keluar saja dari wilayah Tangkuban Perahu yang makin siang makin panas dan ramai ruaarrr biasa. Otw back aku pengennya siy mampir ke Kawah Domas dibawah teringat postingan cerita Vania Samperuru soal kunjungan ke Kawah Domas, apa daya Jeff lagi nggak mood juga karena kawasan Tangkuban Perahu saat itu amat sangat penuh. Next time, we will visit this area, for sure!
Turun dari Tangkuban Perahu kami melanjutkan perjalanan ke Ciater. Aku belum pernah lho ke Ciater hihihihi....sebetulnya waktu liburan kemarin rancangannya menginap di Ciater. Apa daya hotel Sariater penuh sekali ditambah resort-resort sekitarnya juga hanya tersisa kamar-kamar yang super mahal diatas Rp 2 juta per malam, duh nggak deh. Masuk ke Ciater, lagi-lagi antrian sudah mengekor panjang.
Karcis masuk pengunjung Ciater @ Rp 18,000 untuk mobil Rp 15,000. Tau nggak siy begitu masuk ke dalam manusianya lebih mengerikan daripada di Tangkuban Perahu??? Antrian loket masuk ke kawasan pemandian air panasnya, amit-amit deh...rombongan perusahaan dengan bus-bus besar berjubel. Alamaakkk...aku langsung gak napsu!
Begitu dapat tempat parkir, kami berjalan ke depan loket, nunjukkin ke anak-anak begitu dasyatnya antrian masuk ke dalam Pemandian Air Panas Sariater, langsung merekapun nggak mood. Akhirnya kami pun nongkrong saja di Warung Nasi sederhana dekat pasar tradisional yang menjual aneka oleh-oleh. Kami beli jajanan kampung seperti kue bugis, gorengan tahu tempe dan minum teh hangat.
Walaupun nggak jadi berendam air panas, we enjoyed the weather in Ciater. Sejuk sekali dan kebersamaan di warung sederhana itu sungguh luar biasa. Anak-anak tetap ceria, kami pergi ke toilet umum dan menemukan kalau air yang dipakai untuk guyuran dan bebersih pun anget banget hihihihi...gitu aja udah girang banget lho wkwkwkwkwk....
Puas nongkrong dan ngobrol becanda di warung, kami trus memutuskan untuk kembali ke Cibubur via Subang dan Purwakarta. Sepanjang perjalanan Kakak Ruth bobo pules bangettt....kecapaian dia karena semalem boboknya larut. Jalanan via Subang alamakk...kurang bagus, banyak bolong..sampai Purwakarta lebih lumayan halus jalanannya. Cuman secara view lebih asyik, Jonathan aja senang sekali dia komen "Wowww...bagus yaaa!!" kami melewati sawah, hutan-hutan hijau, memang lebih menyegarkan. Sampai di Purwakarta mendekati pinto toll Sadang, kami memutuskan untuk berhenti dan makan siang karena sudah pukul 14:00. Kami mampir di Soto Sadang. Jeff bilang dia pernah mampir di Soto Sadang waktu masih bekerja di Siemens dan menurut dia lumayan rasanya.
Baiklah, aku memesan soto ayam bening untuk anak-anak, soto campur bening (ayam + daging) untuk diriku sendiri dan soto campur santan untuk Jeff.
Begitu sotonya datang, porsinya dalam mangkok besar cuman lha kok isinya air semua yaaaa??? daging nya secuprit doang. Rasanya biasa juga, nggak sesuatu yang istimewa. Waktu bayar aku lebih shock lagi, secara per mangkok sotonya di bandrol dengan harga Rp 22,000!!! Dezziiiiggggg gilingan yaaaa.....nasi putih Rp 5,000. Aku bilang ke Jeff, Soto Sadang Purwakarta is on the black list!!! Nggak lagi deh makan disitu, bener-bener nggak recommended!!!!
Anyway, dalam perjalanan kami menghibur diri dengan makan keripik tempe yang kami beli sangat murah di Ciater, fresh dari penggorengan pula. Rasa siy enakan yang di Bandung memang tapi lumayan lah...beli Rp 10,000 udah dapet seplastik gede.
Kami sampai di pintu toll Jatiasih sekitar pukul 15:30 sore dan Jeff memintaku untuk menggantikannya menyetir karena dia lelah dan mengantuk. Keluar Jatiasih alamak macrettt....pelan-pelan saja aku nyetirnya yang penting sampai dan selamat. Akhirnya kami pun sampai juga di rumah. Anak-anak senang sekali kembali ke rumah. Yup, sebagus apapun hotel yang pernah kami singgahi tetap our home is the best!
Begitu ganti baju, Ruth dan Jo sudah langsung mengeluarkan angklung, kami pasang trus mereka coba mainkan. Waahh bener deh Papa Jeff, the kids really love and enjoy the angklung!
Puji Tuhan, liburan singkat kami di Bandung dan area sekitarnya berjalan dengan baik. Every one was happy and enjoyed the togetherness. Masih banyak tempat di Bandung dan sekitarnya yang ingin kami singgahi, mudah-mudahan di lain waktu kami bisa mewujudkannya kembali termasuk kembali berlibur dan menginaap di area Ciater. Pengen juga pergi ke Pangandaran, ke Garut yang dijuluki the Swiss of Java oleh para orang asing jaman dulu yang pernah singgah ke Garut. Yup, many things to see in this country dan mudah-mudahan one day we will get to see each one of them. Amen! :-)
No comments:
Post a Comment