Thursday, April 5, 2012

Membawa Bekal Dari Rumah



Sudah hampir 4 bulan terakhir ini aku rutin membawa bekal sarapan maupun makan siang dari rumah. Dulu waktu kerja di DHL rasanya males banget bawa bekal karena aku lebih banyak ke kantor naik angkutan umum jadi rasanya ribet nenteng-nenteng tas bekal. Walaupun beberapa tahun belakangan juga sudah ada sopir yang membantu, tapi tetep aja lebih banyak malasnya, enakan jajan...gaul...begitu pikirku.

Namun semenjak pindah kantor ke Darya Varia, dengan setting kantor di gedung bertingkat trus liat area makan...aku kok kemudian jadi lebih seneng membawa bekali dari rumah. Sebenarnya pilihan makanan disini banyak cuman aku kok cepet bosan ya? Sama aja siy seperti waktu di DHL sebetulnya, boring food tapi mungkin karena bentuk kantor yang gak ribet dan mudah aja kalau lapar sore-sore bisa nyari makanan, jadi skip makan siang or makan buah aja udah jadi kebiasaanku. Lha disini? pake naik turun lift, jalan keluar area gedung untuk cari makanan, ribet! Makanya aku jadi teratur klo siang harus makan siang biar sorean nggak panik kelaperan.

Membawa bekal dari rumah selain lebih sehat tentunya juga hemat. Kalau setiap kali makan aku biasa spend Rp 15,000 - Rp 20,000 sekarang ya nggak lagi. Lumayan lah ngirit Rp 100,000 per minggu which is Rp 400,000 - Rp 500,000 per bulan, which is Rp 6,000,000 per tahun! Lumayan banget kan yaaaaa!! hehehehehe....belanjaan di rumah juga biasa-biasa aja gak ada yang istimewa karena aku makannya pola sederhana banyak sayur dan nasi merah. Lauk apa yang ada di rumah aja, aku gak mau rewel. Porsi di pas jadi nggak buang-buang makanan.

Percaya nggak siy dengan pola seperti ini pun udah membantu melangsingkan tubuh sekaligus dompet? hehehehe....kita jadi pola makannya lebih sehat, gak berlebih, pas pada takaran. Emang siy bawaanku banyak karena aku bawa bekal sarapan, biasanya buah pepaya potong kemudian snack pagi buah or yoghurt, makan siang sampai snack sore berupa kue, buah or yoghurt. Ya semoga saja aku nggak terdera kebosanan dan bisa terus bertahan dengan pola ini. Aku ingat Dan Wolfer, my host father di US yang setiap hari bawa bekal sandwich untuk makan siang. Setiap hari during working days dan selama puluhan tahun pula sampai dengan hari ini, hihihihihi.....ya kadang aku harus benar-benar mendoktrin otakku bahwa kita ini makan untuk hidup bukan hidup untuk makan. Jadi nggak perlu terus menerus setiap hari memanjakan lidah tapi yang lebih penting adalah ada asupan energy dan gizi yang cukup setiap hari nya untuk beraktifitas dan tetap sehat, begitu kata Alm. Eyang Putri Kristiati Mardjono. Yup, betul sekali eyangku sayang! :-)

No comments:

Post a Comment