Waktu aku kecil dan besar di kota Salatiga, aku sangat familiar dengan buah-buah kebun/hutan yang serumpun dengan duku seperti pundung dan langsep. Sering aku merindukan 2 buah-buahan ini karena masa SD ku di Mangunsari setiap tahunnya penuh dengan keriaan panen pundung dan langsep. Kami hampir nggak pernah beli buah pundung di pasar saking buahnya berlimpah ruah dan bertebaran di sekitar rumah kami. Kalaupun beli, dengan harga yang muraaahhh sekali. Sampai teringat waktu dulu SD, ikutan nebas pundung di kebun mbah pijet langganan, alamaakkk aku makannya nggak kira-kira sampai bebelen aka sembelit. Lha wis kalo makan pundung kan sampai biji-bijinya dimakan, hehehehehe....
Pundung ini sama dengan buah menteng kalau orang Jakarta dan Bogor bilang. Nah dia punya sepupu juga di Sumatera dan Kalimantan sono, namanya Rambai. Rambai ini lebih manis. 2 Minggu lalu aku jalan-jalan ke Fresh Market Kota Wisata sama Ruth, nemu niy buah rambai. Langsung deh matanya ijo dan trus beli 1 kilo aja buat dimakan sendiri. Aku dapat rambai yang biji dalemnya putih. Dan ternyata Jo suka juga lho hehehehe...Jeff pun sempat makan beberapa. Teringat pengalaman sembelit, aku nggak berani makan banyak-banyak, ya 1 kilo itu sudah cukuplah. Harga buah rambai 1kg di Fresh Market Rp 9,000. Buat orang Salatiga, itu muaaahaaallll katanya hahahahaha....aku ngakak doang waktu cerita ke temen di Salatiga via chat di YM. Pundung di Salatiga Rp 4,000 per kilo sini tak kirimin kata dia, huehehehehe....ya nggak bisa di compare gitu juga siy hihihihi.....Rambai ini kalau orang Sumatera dan Kalimatan suka dibuat sambel untuk makan ikan juga. Kalau buah menteng, orang Bogor dan Jakarta suka dibuat asinan, kalau orang Jawa Tengah ya dimakan gitu aja, nggak kreatif memang, wakakakakakakkk....
Nah gimana dengan yang namanya langsep or langsat ini? Langsep ini mirip banget sama duku, hanya saja kulitnya lebih putih dan lebih tipis. Rasanya asem asem manis segar. Aku sendiri lebih suka dengan rasa langsep daripada duku yang manis doang - boring! Di Salatiga ada satu dusun yang terkenal dengan kebun langsep dan buah langsepnya yang manis. Manisnya langsep lho ya bukan duku, nggak bisa compare apple to apple kalau sama duku. Nama dusunnya adalah Candran. Di daerah Salatiga dan sekitarnya kalau orang udah bilang Langsep Candran! waahhh harganya pasti beda dengan langsep biasa. Karena memang kualitas rasanya lebih unggul.
Nah, long weekend 2 minggu lalu saat Good Friday - Easter, teman baikku sejak kecil, Rini pulang kampung ke Salatiga. Aiiihh si cantik nan baik hati dan tidak sombong ini, mau lhooo aku titipi langsep. Aku pesen sekilo doang, dia bawain 2 kilo. Aaahh kenyang deh aku makan langsep selama 3 hari mpe besem-besem kulitnya tapi malah enak, makin manis huehehehehe....Setelah sekian tahun akhirnya aku bisa juga makan langsep lagi. Kayak nemu apaan aja, beneran tak bisa ditukar dengan yang lain kelezatannya...*superlebay.com*
Teman di kantor bilang, langsep ada kok di Jakarta. Ehm...tapi dimanakah ya? kalau ada yang tau boleh dong kasih info. Cuman aku merasa orang Jakarta pasti gak begitu tertarik membudidayakan buah satu ini, karena asem! Orang sini doyannya yang manis-manis aja kayak duku. Padahal kan boring yaa....rasa kok cuman satu, hihihihihi...ya namanya juga seleraaaa.... :-)
Monday, April 16, 2012
Sohib Baru : Minyak Zaitun & Madu
Ni sekarang giliran skin maintenance lagi....cewek yee...ribeettt kalau udah urusan kulit terutama kulit wajah. Dan buat aku yang kulitnya cenderung kering, emang aku cukup berisik dengan diriku sendiri soal satu ini. Karena aku selalu mendambakan punya kulit wajah yang kenyal, mulus, dan lembab. Pernah siy ngalamin punya kulit seperti itu waktu bayi, wkwkwkwkwk....kemudian waktu perawatan di Natasha. Beneran setelah jet peeling, kulitku jadi lebih lembab, bersih berseri. Disentuh jari gitu rasanya kenyal dan adem. Cuman lama-lama gregetan juga, karena wajahku jadi ketergantungan sama produk Natasha. Padahal nggak setiap saat aku bisa kesana. Pulang kantor udah malam, kalau weekend, wedewwww....kok selalu lebih milih kruntelan sama anak-anak dan suami yaaa daripada ke Natasha...hahahahaha.....akhirnya aku pun browsing...browsing and browsing....
Lalu, menemuka 2 jenis barang yang selalu ada di dapur yang ternyata bisa aku karyakan, yaitu Minyak Zaitun dan Madu. Woooohooooooo!! Hari pertama mencoba kulit wajah rasanya lembab dan muluss...apalagi setelah maskeran pake madu, aiiissshhh....kinclong bener yak! Yang paling mencolok adalah bagian bawah mata yang biasanya berkerut, hitam dan mengantung, sekarang udah mulai lebih bagus kondisinya. Kerutan di bawah mata lebih halus.
Trus cara pakainya gimana? Begini nih kalau aku yaa...
Malam Hari : Aku bersihkan wajah dengan cara mengoles minyak zaitun secara merata ke bagian wajah dan leher, kemudian pijit-pijit dan angkat dengan kapas. Setelah itu aku basuh wajahku dengan air dingin, keringkan dengan handuk dengan cara ditepuk-tepuk pelan aja. Setelah itu, oles wajah menyeluruh sampai ke leher dengan madu. Biarkan di kulit wajah dan leher sampai kira-kira 30 menit kemudian baru dibasuh kembali dengan air dingin dan waslap sampai bersih. Setelah itu keringkan lagi wajah dengan cara ditepuk-tepuk pakai handuk saja jangan digosok. Nah nanti waktu mau tidur, aku olesin lagi dengan minyak zaitun wajahku dan leher secara merata sebagai pengganti nigh cream.
Pagi Hari : Bersihkan wajah dengan susu pembersih. Basuh dengan air, keringkan. Tambahkan face tonic dengan cara ditepuk-tepuk. Oleskan minyak zaitun secara tipis merata ke wajah dan leher. Tempelkan tissue wajah untuk mengangkat excess minyak berlebih. Setelah itu baru oleskan krim pelembab wajah yang mengandung tabir surya, setelah itu bedakan seperti biasa.
Cara ini bisa saja aku rubah. Seperti untuk malam hari, aku memikirkan untuk kembali memakai night cream setelah sebelumnya tetep aku oles dengan minyak zaitun dulu secara tipis merata. Ya namanya trial and error ya hehehehehe....
Memang setelah 2 mingguan lebih kulitku belum menjelma menjadi kulit yang aku inginkan atau setara hasilnya dengan setelah perawatan di Natasha. Natural way always takes longer...harus telaten...sabarr....cuman kondisinya udah much better. Rasa kasap kering masih ada di beberapa titik tapi aku nggak boleh putus asa, harus terus mencoba. Nah tadi browsing-browsing lagi, nemu beberapa resep masker wajah alami untuk kulit kering. Aku mau coba ah...kebetulan hampir semua bahan udah tersedia di dapur, tinggal diolah dan dipolesin ke wajah. Kuncinya memang kalau perawatan wajah harus telaten dan terus menjaga kebersihan dan kelembapan kulit.
Back to nature? Why not!
Thursday, April 5, 2012
Membawa Bekal Dari Rumah
Sudah hampir 4 bulan terakhir ini aku rutin membawa bekal sarapan maupun makan siang dari rumah. Dulu waktu kerja di DHL rasanya males banget bawa bekal karena aku lebih banyak ke kantor naik angkutan umum jadi rasanya ribet nenteng-nenteng tas bekal. Walaupun beberapa tahun belakangan juga sudah ada sopir yang membantu, tapi tetep aja lebih banyak malasnya, enakan jajan...gaul...begitu pikirku.
Namun semenjak pindah kantor ke Darya Varia, dengan setting kantor di gedung bertingkat trus liat area makan...aku kok kemudian jadi lebih seneng membawa bekali dari rumah. Sebenarnya pilihan makanan disini banyak cuman aku kok cepet bosan ya? Sama aja siy seperti waktu di DHL sebetulnya, boring food tapi mungkin karena bentuk kantor yang gak ribet dan mudah aja kalau lapar sore-sore bisa nyari makanan, jadi skip makan siang or makan buah aja udah jadi kebiasaanku. Lha disini? pake naik turun lift, jalan keluar area gedung untuk cari makanan, ribet! Makanya aku jadi teratur klo siang harus makan siang biar sorean nggak panik kelaperan.
Membawa bekal dari rumah selain lebih sehat tentunya juga hemat. Kalau setiap kali makan aku biasa spend Rp 15,000 - Rp 20,000 sekarang ya nggak lagi. Lumayan lah ngirit Rp 100,000 per minggu which is Rp 400,000 - Rp 500,000 per bulan, which is Rp 6,000,000 per tahun! Lumayan banget kan yaaaaa!! hehehehehe....belanjaan di rumah juga biasa-biasa aja gak ada yang istimewa karena aku makannya pola sederhana banyak sayur dan nasi merah. Lauk apa yang ada di rumah aja, aku gak mau rewel. Porsi di pas jadi nggak buang-buang makanan.
Percaya nggak siy dengan pola seperti ini pun udah membantu melangsingkan tubuh sekaligus dompet? hehehehe....kita jadi pola makannya lebih sehat, gak berlebih, pas pada takaran. Emang siy bawaanku banyak karena aku bawa bekal sarapan, biasanya buah pepaya potong kemudian snack pagi buah or yoghurt, makan siang sampai snack sore berupa kue, buah or yoghurt. Ya semoga saja aku nggak terdera kebosanan dan bisa terus bertahan dengan pola ini. Aku ingat Dan Wolfer, my host father di US yang setiap hari bawa bekal sandwich untuk makan siang. Setiap hari during working days dan selama puluhan tahun pula sampai dengan hari ini, hihihihihi.....ya kadang aku harus benar-benar mendoktrin otakku bahwa kita ini makan untuk hidup bukan hidup untuk makan. Jadi nggak perlu terus menerus setiap hari memanjakan lidah tapi yang lebih penting adalah ada asupan energy dan gizi yang cukup setiap hari nya untuk beraktifitas dan tetap sehat, begitu kata Alm. Eyang Putri Kristiati Mardjono. Yup, betul sekali eyangku sayang! :-)
Monday, April 2, 2012
Gathering Sie Musik GKI Kota Wisata di Parung, Bogor
Sabtu, 31 Maret 2012
Ruth dan Jonathan yang tergabung dalam Ensamble Gita Cantabile, GKI Kota Wisata, pada hari Sabtu tanggal 31 Maret yang lalu mengikuti Gathering Sie Musik GKI Kota Wisata di Parung, Bogor. Aku dan Jeff sengaja nggak ikut walaupun orang tua diperbolehkan ikut sebetulnya. Aku ingin Ruth dan Jo bisa lebih membaur dengan orang-orang gereja, klo ada diriku pasti ntar ngekor melulu or nempel aja terus hehehehe...dan ternyata mereka sama sekali nggak keberatan kalau aku dan Papanya nggak ikut.
Ruth dan Jonathan yang tergabung dalam Ensamble Gita Cantabile, GKI Kota Wisata, pada hari Sabtu tanggal 31 Maret yang lalu mengikuti Gathering Sie Musik GKI Kota Wisata di Parung, Bogor. Aku dan Jeff sengaja nggak ikut walaupun orang tua diperbolehkan ikut sebetulnya. Aku ingin Ruth dan Jo bisa lebih membaur dengan orang-orang gereja, klo ada diriku pasti ntar ngekor melulu or nempel aja terus hehehehe...dan ternyata mereka sama sekali nggak keberatan kalau aku dan Papanya nggak ikut.
Ini adalah bus yang akan membawa anak-anak ke Parung, ke lokasi gathering. Total jumlah bus ada 3 karena selain Gita Cantabile ada Angel Voice (paduan suara anak), Sola Gratia (paduan suara dewasa umum), Prokantor, dan Angklung Galilea. Anak-anak Gita Cantabile berada di Bus 3 bersama beberapa orang tuayang ikut, Kak Naomi pemimpin ensamble dan juga Kak Lia, coordinator Ensamble Gita Cantabile.
Happy faces yang pada mau berangkat. Baris depan, kakak beradik Jonathan dan Ruth. Baris belakang dari kiri ke kanan adalah Gabriella, Gace, dan Neta.
Kak Ruth di dalam bus :-)
Hayukkss sebelum berangkat Group Photo dulu yaaa.....dari kiri ke kanan: Kak Naomi (pemimpin dan pelatih Ensamble Gita Cantabile), Yohana, Indy, Neta, Gabriela, Lily, Ruth, Gracec, Jonathan, Steven, Stanley, Ming Ming, Amanda, Amaris & Sheren. Beberapa anak ada yang berangkat bareng ortu ada yang di bis lain, ada juga yang nggak ikut.
Dengar cerita dari anak-anak waktu mereka pulang bahwa acara Gatheringnya sungguh seru. Mereka senang dan enjoy sekali bahkan pengen diadakan lagi acara serupa. Banyak permainan outbond yang mengedapankan kerja sama team . Foto dibawah ini aku ambil dari bbm group Gita Cantabile. Pada jenggureng kepanasan ya Nak? Formasi ini cukup lengkap walaupun tanpa Kak Naomi.
Formasi Gita Cantabile di Parung yang agak lengkap dikit. Barisan depan kika: Steven, Swain, Grace, Amaris, Amanda, Stanley, Jonathan, Ruth. Barisan belakang yang berdiri, kika: Ming Ming, Indy, Atira, Gabriela, Lily, Yohana, Sherena, Jerin, Grace, Neta.
Dalam acara ini we missed kakak beradik Florina, Adelaine dan Velser yang lagi berlibur, juga Kayla, Hiro, dan beberapa anak yang lain. Semoga next time kalau Gita Cantabile bikin acara semua bisa lengkap hadir yaaa....
Oh ya, ortu Gita Cantabile tentunya siapin potluck dong buat anak-anak mereka tersayang. Giliranku aku bawain brownis potong. Wedewww habis licin tandas bahkan anak-anak ku pun sendiri gak kebagian. Untungnya setelah ngedrop mereka di gereja, pulang aku trus bikin lagi satu batch. Sehingga saat sore mereka pulang, mereka happy sekali bisa makan brownis coklat buatan mamanya dengan puas.
The killer brownies emaknya Ruth dan Jo hahahaha....seriusan lho banyak yang ketagihan as it is fudgy inside and crisp outside. Aku tambahin white chocolate chunks, hadeuhh legit pisan deh. ;-)
Aku sunggu bersyukur anak-anak sudah mengenal pelayanan sejak dini melalui Gita Cantabile, semoga mereka tetap terus bersemangat untuk melayani, memuji dan memuliakan Allah kami yang hidup, Yesus Kristus dalam kehidupan mereka sampai dewasa nanti. Amen!
Subscribe to:
Posts (Atom)